pengelolaan data informasi dan internet
Berikutini merupakan strategi perbaikan untuk atribut PA 1.1 (Process Performance) : a. Membuat suatu prosedur standar operasi pengelolaan perangkat fisik untuk melindungi komputer-komputer dari ancaman malware seperti virus, worm, spam dan lain-lain. Membuat kebijakan peraturan tata kelola mengenai penggunaan internet yang baik dan benar.
SistemInformasi Pengolahan Data Nilai berbasis online digunakan untuk mendukung mempermudah penyebaran informasi kepda siswa, guru, maupun wali murid. Di harapkan dengan akses informasi yang di berikan kepada siswa dan wali murid dapat membantu wali murid dalam memantau siswa/anak nya. Penelitian ini mengusulkan sebuah analisis dan perancangan
SharedService Finance & Accounting merupakan solusi pengelolaan kegiatan operasional perusahaan melalui sharing resources, standarisasi dan digitalisasi proses, konsolidasi, integrasi sistem, maupun self-service pada proses keuangan dan akuntansi perusahaan.. Solusi ini meliputi Invoice to Pay/Account Payable (invoice & payment processing project/non project, reporting, master data vendor
SISTEMINFORMASI PENGELOLAAN DATA SKRIPSI PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI UNIVERSITAS 2.7 Sejarah Perkembangan Internet .. 22 2.8 Pengertian WWW (world wide web 4.1.1. Analisis Kebutuhan Data dan Informasi.. 46 4.1.2. Analisis Kebutuhan Perangkat Keras dan lunak ..
undangandi bidang keterbukaan informasi publik. BAB IV PENGELOLA DATA DAN INFORMASI Pasal 21 (1) Pengelolaan data dan informasi PWP-3-K dilakukan oleh Menteri, gubernur, dan bupati/wali kota sesuai dengan kewenangannya. (2) Menteri mendelegasikan kewenangan pengelolaan data dan informasi PWP-3-K kepada Direktur Jenderal.
Neue Bekanntschaft Meldet Sich Nicht Mehr.
- Informasi adalah hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Jika dahulu manusia mendapatkan informasi dengan cara pergi ke perpustakaan, membaca buku, membaca koran, atau menyaksikan langsung suatu peristiwa. Di era modernisasi ini manusia dapat mendapatkan informasi dengan mudah melalui teknologi informasi dalam buku Pengantar Ilmu Perpustakaan 1993 menyebutkan bahwa teknologi informasi adalah teknologi yang digunakan untuk menghasilkan, menyimpan, mengolah, dan menyebarkan informasi. Maka teknologi informasi digital adalah teknologi pengelolaan informasi yang berbentuk digital melalui proses digitalisasi. Dilansir dari Forbes, digitalisasi adalah pengambilan informasi analog dan mengkodekannya menjadi nol dan satu bahasa biner sehingga komputer dapat menyimpan, memproses, dan mengirimkan informasi tersebut. Baca juga Cara Menghargai Ilmu Pengetahuan dan TeknologiLingkup Kerja Abdul Kadir dalam buku Pengenalan Teknologi Informasi 2003 menyebutkan bahwa Haag 2000 membagi lingkup kerja teknologi digital menjadi Teknologi masukan adalah segala macam teknologi yang bisa mendigitalisasi suatu informasi misalnya keyboard dan scanner. Teknologi keluaran adalah segala sesuatu yang bisa menampilkan informasi misalnya layar monitor. Teknologi perangkat lunak adalah berbagai software untuk mengolah informasi. Teknologi penyimpanan adalah media penyimpanan infomasi seperti hard disk. Teknologi telekomunikasi merupakan teknologi yang dapat menghubungkan manusia dalam jarak jauh seperti mesin ATM maupun media sosial. Mesin pemroses atau dikenal sebagai central processing unit CPU Komunikasi teknologi dapat dilakukan di lingkungan akademis, lingkungan kerja, dan lingkungan umum. Tidak dapat dilakukan di lingkungan industri. Kelebihan teknologi informasi digital Adapun kelebihan teknologi digital adalah Aksesibilitas Data yang lebih tinggi Dengan adanya teknologi informasi digital, aksesibilitas data akan lebih tinggi. Untuk menemukan suatu informasi tidak perlu datang ke tempat langsung atau membeli buku, informasi tersebut dengan mudah dan praktis didapatkan melalui internet. Baca juga Dampak Kemajuan Teknologi di Bidang Sosial dan Budaya Kemudahan akses informasi memberikan dampak baik lainnya seperti penghematan waktu dan juga penghematan biaya. Belum lagi informasi yang diakses secara digital lebih hemat tempat karena satu laptop saja bisa menyimpan ratusan buku tanpa menyita tempat di dalam rumah.
Teknologi informasi dan komunikasi TIK mengacu pada semua teknologi yang digunakan untuk menangani telekomunikasi. berikut Jaringan Teknologi Informasi Dan Komunikasi, media penyiaran, sistem manajemen gedung cerdas, sistem pemrosesan dan transmisi audiovisual yang mempunyai fungsi kontrol atau pemantauan berbasis jaringan. Meskipun TIK sering dianggap sebagai sinonim yang diperluas untuk teknologi informasi TI, tetapi mencakup lebih informasi TI adalah penggunaan komputer untuk menyimpan, mengambil, mengirimkan dan memanipulasi data, atau informasi yang sering kali dalam konteks bisnis atau perusahaan lain. Sistem TI umumnya merupakan sistem informasi, sistem komunikasi atau, lebih khusus lagi, sistem komputer termasuk semua perangkat keras, perangkat lunak dan peralatan periferal yang dioperasikan oleh sekelompok pengguna terbatas. Istilah ini biasanya digunakan sebagai sinonim untuk komputer dan jaringan komputer, tetapi juga mencakup teknologi distribusi informasi lain seperti televisi dan telepon. TI dianggap sebagai bagian dari teknologi informasi dan komunikasi TIK.TIK mencakup bidang berkemampuan internet dan seluler yang didukung oleh jaringan nirkabel. Hal ini juga mencakup teknologi kuno, seperti telepon rumah, siaran radio dan televisi yang semuanya masih banyak digunakan saat ini di samping potongan TIK mutakhir seperti kecerdasan buatan dan robotika. Daftar komponen TIK sangat lengkap, dan terus bertambah. Beberapa komponen, seperti komputer dan telepon, telah ada selama beberapa dekade tetapi smartphone, TV digital dan robot adalah entri yang lebih awan istilah ini umumnya digunakan untuk menggambarkan pusat data yang tersedia untuk banyak pengguna melalui Internet. Awan besar, yang dominan saat ini, seringkali memiliki fungsi yang didistribusikan ke beberapa lokasi dari server koneksi ke pengguna relatif dekat, itu mungkin ditetapkan sebagai server tepi. Awan mungkin terbatas pada satu organisasi awan perusahaan yang tersedia untuk banyak organisasi awan publik atau kombinasi keduanya awan hibrida. Cloud publik terbesar adalah Amazon lunak adalah sekumpulan instruksi, data atau program yang digunakan untuk mengoperasikan komputer dan menjalankan tugas tertentu. Berlawanan dengan perangkat keras, yang menggambarkan aspek fisik komputer, perangkat lunak adalah istilah umum yang digunakan untuk merujuk pada aplikasi, skrip, dan program yang berjalan di lunak dapat dianggap sebagai bagian variabel dari komputer dan perangkat keras adalah bagian yang tidak berubah-ubah. Perangkat lunak sering dibagi menjadi perangkat lunak aplikasi, atau program yang diunduh pengguna yang memenuhi keinginan atau kebutuhan, dan perangkat lunak sistem, yang mencakup sistem operasi dan program apa pun yang mendukung perangkat lunak keras dalam konteks teknologi, mengacu pada elemen fisik yang membentuk komputer atau sistem elektronik dan segala sesuatu yang terlibat yang berwujud secara fisik. Hal ini termasuk monitor, hard drive, memori dan keras bekerja bahu membahu dengan firmware dan perangkat lunak untuk membuat komputer berfungsi. Perangkat keras hanyalah salah satu bagian dari sistem komputer; ada juga firmware, yang tertanam di perangkat keras dan mengontrolnya secara Digital dapat didefinisikan secara luas sebagai transaksi online atau otomatis yang terjadi antara orang dan organisasi tanpa menggunakan kertas. Transaksi digital menghemat waktu dan uang, menghasilkan laba yang lebih pelanggan juga ditingkatkan pikirkan kenyamanan eSigning versus keharusan mencetak kontrak, menandatanganinya, dan kemudian mengembalikannya melalui surat atau faks. Dan transaksi digital meningkatkan kemampuan pelacakak yang membantu mengurangi Digital adalah data yang merepresentasikan bentuk data lain menggunakan sistem bahasa mesin tertentu yang dapat diinterpretasikan dengan berbagai teknologi. Yang paling mendasar dari sistem ini adalah sistem biner, yang hanya menyimpan informasi audio, video atau teks yang kompleks dalam serangkaian karakter biner, biasanya satu dan nol, atau nilai on dan internet adalah proses menghubungkan ke internet menggunakan komputer pribadi, laptop atau perangkat seluler oleh pengguna atau perusahaan. Akses internet tunduk pada kecepatan sinyal data dan pengguna dapat terhubung dengan kecepatan internet yang berbeda. Akses internet memungkinkan individu atau organisasi untuk memanfaatkan layanan internet / layanan berbasis mulai mendapatkan popularitas dengan akses internet dial-up. Dalam waktu yang relatif singkat, teknologi akses internet berubah, memberikan pilihan yang lebih cepat dan lebih dapat diandalkan. Saat ini, teknologi broadband seperti internet kabel dan ADSL adalah metode yang paling banyak digunakan untuk akses internet. Kecepatan, biaya, keandalan, dan ketersediaan akses internet tergantung pada wilayah, penyedia layanan internet, dan jenis banyak cara berbeda untuk memperoleh akses internet, termasuk koneksi Nirkabel, koneksi Seluler, Hotspot, Dial-up, Broadband, DSL atau Satelit. TIK umumnya memiliki arti lebih dari daftar komponennya. Hal ini juga mencakup penerapan semua berbagai komponen teknologi informasi dan komunikasi merupakan salah satu komponen yang penting untuk internet dan jaringan di seluruh dunia, jaringan ini mampu mencangkup lebih luas untuk menjangkau sinyal pada setiap yang ada di jaringan teknologi ini menjadi utama dalam beberapa komponen teknologi informsi dan komunikasi tersebut. Setiap jaringan memiliki komponen yang berbeda-beda, berdasarkan hal yang di atas merupakan komponen jaringan teknologi informasi dan komunikasi yang di singkat menjadi informasi yang mengenai Jaringan Teknologi Informasi Dan Komunikasi, jika kalian mempunyai saran atau masukan bisa langsung tulis komentar pada kolom yang sudah kami sediakan dan jangan lupa juga untuk selalu mengikuti informasi terbaru yang selalu updete dari kami
Download Free PDFDownload Free PDFKONSEP DATA dan INFORMASIKONSEP DATA dan INFORMASIKONSEP DATA dan INFORMASIKONSEP DATA dan INFORMASIILmi ILmi
ArticlePDF AvailableAbstractBusiness development of PT AJN Solusindo makes communication technologies that are used to serve the needs of the customer, becoming increasingly diverse. Network management is one of the efforts made by PT AJN Solusindo to maintain service performance. This study begins with the issue of service performance that does not meet the target. Existing network management are still not enough to help maintain the service performance, due to the use of information technology infrastructure is not optimal. Therefore, the information technology infrastructure of network management system needs to be designed, so it supports company to maintain service performance. Methodology that will be used in the design of information technology infrastructure of network management system is TOGAF ADM and service oriented architecture SOA. The network management functions are arranged to follow the reference model of FCAPS management functions. Methods of data collection are conducted through interviews with stakeholders, and observations of business processes and existing information technology infrastructure. This study provides the information technology infrastructure of network management systems design that meet the needs of the company to maintain service performance. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for freeAuthor contentAll content in this area was uploaded by Erwin Setiawan on Mar 12, 2021 Content may be subject to copyright. Computatio Journal of Computer Science and Information Systems, 4/2 2020, 90-101 90 PERANCANGAN INFRASTRUKTUR TEKNOLOGI INFORMASI PADA SISTEM PENGELOLAAN JARINGAN STUDI KASUS PT AJN Erwin Setiawan1, Laras Ijmania2 1,2 Program Studi lmu Komputer, Fakultas Sains dan Ilmu Komputer, Universitas Pertamina Jl. Teuku Nyak Arif Simprug, Jakarta Selatan, 12220, Indonesia E-mail , 2larasijmania ABSTRAK Pengembangan bisnis PT AJN Solusindo membuat teknologi komunikasi yang digunakan untuk melayanai kebutuhan pelangan menjadi semakin beragam. Pengelolaan jaringan merupakan salah satu upaya yang dilakukan PT AJN Solusindo untuk menjaga performansi layanan. Penelitian ini diawali dengan masalah performansi layanan yang tidak mencapai sasaran yang ditetapkan. Pengelolaan jaringan yang ada dirasa belum cukup untuk membantu menjaga performansi layanan, karena penggunaan infrastruktur teknologi informasi yang tidak optimal. Oleh karena itu, perlu dirancang infrastruktur teknologi informasi sistem pengelolaan jaringan yang dapat membantu perusahaan meningkatkan performansi layanan. Metodologi yang akan digunakan dalam perancangan infrastruktur teknologi informasi sistem pengelolaan jaringan adalah TOGAF ADM dan Service Oriented Architecture SOA. Fungsi pengelolaan jaringan disusun mengikuti referensi fungsi pengelolaan FCAPS. Metode pengumpulan data yang akan dilakukan adalah melalui wawancara dengan para pemangku kepentingan, dan observasi terhadap proses bisnis dan kondisi infrastruktur teknologi informsi yang sedang berjalan. Penelitian ini menghasilkan rancangan infrastruktur teknologi informasi sistem pengelolaan jaringan yang memenuhi kebutuhan perusahaan untuk membantu meningkatkan performansi layanan. Kata kunci Rancangan infrastruktur teknologi informasi; TOGAF; SOA; ADM; FCAPS; Network Management System. ABSTRACT Business development of PT AJN Solusindo makes communication technologies that are used to serve the needs of the customer, becoming increasingly diverse. Network management is one of the efforts made by PT AJN Solusindo to maintain service performance. This study begins with the issue of service performance that does not meet the target. Existing network management are still not enough to help maintain the service performance, due to the use of information technology infrastructure is not optimal. Therefore, the information technology infrastructure of network management system needs to be designed, so it supports company to maintain service performance. Methodology that will be used in the design of information technology infrastructure of network management system is TOGAF ADM and service oriented architecture SOA. The network management functions are arranged to follow the reference model of FCAPS management functions. Methods of data collection are conducted through interviews with stakeholders, and observations of business processes and existing information technology infrastructure. This study provides the information technology infrastructure of network management systems design that meet the needs of the company to maintain service performance. Keywords The design of information technology infrastructure; TOGAF; SOA; ADM; FCAPS; Network Management System. Computatio Journal of Computer Science and Information Systems, volume 4, no. 2, November 2020 91 1. PENDAHULUAN PT AJN adalah perusahaan yang bergerak sebagai penyedia jasa teknologi informasi dan komunikasi TIK dan memiliki portofolio layanan yang beragam. Portofolio layanan AJN terbagi menjadi lima kelompok layanan, yaitu Satellite Solution, Connectivity, Internet, managed services, dan Industry-Based and In-Building ICT Solution. Satu kelompok layanan terbagi menjadi beberapa layanan. Keragaman portofolio layanan membuat teknologi komunikasi data yang dioperasikan dan dikelola oleh PT AJN menjadi semakin beragam. Elemen jaringan yang dikelola terbagi menjadi empat kelompok besar yaitu HUB VSAT, router, switch, dan GPON. Setiap elemen jaringan dikelola oleh sistem pengelolaan jaringan yang terpisah. Berdasarkan data performansi tahun PT AJN 2018 terdapat gangguan-gangguan yang menyebabkan elemen jaringan tidak mencapai target tingkat layanan yaitu Dari elemen jaringan tersebut, dua di antaranya adalah HUB VSAT. Hal ini dapat mengancam kelangsungan bisnis, mengingat VSAT adalah elemen jaringan yang memiliki populasi pelanggan paling tinggi dan merupakan sumber pendapatan terbesar perusahaan. Selain itu, berdasarkan laporan trouble ticket terdapat pencapaian sasaran kinerja direktorat Operation pencapaian first level handling, second level handling, dan mean time to repair MTTR masih di bawah target yang ditetapkan. Masih terdapat Satellite Solution yang menjadi penyumbang pendapatan terbesar bagi perusahaan, memiliki availability di bawah 90% pada periode waktu tertentu. Permasalahan tidak tercapainya target performansi layanan disebabkan oleh berbagai faktor. Penulis mengelompokan penyebab tidak tercapainya target performansi layanan ke dalam lima kelompok masalah, yaitu teknologi, proses, sumber daya manusia, wilayah geografis, dan sistem pengelolaan jaringan. Dari lima kelompok masalah tersebut sistem pengelolaan jaringan dipilih sebagai penyebab yang menjadi fokus penelitian. Sistem pengelolaan jaringan dianggap tidak optimal, karena pemanfaatan infrastruktur teknologi informasi yang tidak optimal, sehingga tidak dapat membantu menjaga performansi layanan. 2. METODE PENELITIAN Infrastruktur teknologi informasi adalah sekumpulan peralatan fisik dan aplikasi perangkat lunak yang dibutuhkan untuk mengoperasikan seluruh organisasi. Selain itu infrastruktur TI juga merupakan sekumpulan layanan perusahaan yang didanai oleh manajemen dan mencakup kemampuan sumber daya manusia dan kemampuan teknis Laudon, 2013. Menurut Robertson dan Sribar 2011 karakteristik dari infrastruktur adalah pemakaiannya lebih luas, lebih statis dan permanen dari struktur di atasnya, seringkali terhubung secara fisik dengan struktur di atasnya. Infrastruktur juga seringkali diperhitungkan sebagai layanan, dan terpisah dari struktur yang didukungnya dalam hal siklus hidup, kepemilikan, dan sumber daya manusia yang menjalankannya Pengelolaan jaringan network management mengacu pada aktivitas, metode, prosedur, dan peralatan yang digunakan untuk mengoperasikan, administrasi, dan provisioning dari sistem-sistem yang saling berhubungan Clemm, 2007. Menurut Eritasari 2002 tiga kunci sukses untuk memenuhi kebutuhan optimalisasi jaringan adalah kualitas sumber daya manusia, proses yaitu serangkaian aturan dan panduan dalam melakukan kegiatan pengelolaan jaringan, dan teknologi. Penelitian yang dilakukan oleh Eritasari 2002 menjelaskan pengelolaan jaringan yang baik hendaknya mampu mengontrol elemen jaringan, mengurangi waktu gangguan, memprediksi performansi jaringan, menjaga kehandalan jaringan, meningkatkan keamanan jaringan, mengurangi waktu troubleshooting gangguan, melakukan pemonitoran, dan menyediakan pelaporan. Erwin Setiawan & Laras Ijmania et al., Perancangan Infrastruktur Teknologi Informasi 92 Model referensi dalam pengelolaan jaringan memberikan panduan dan mengarahkan pengelolaan jaringan Clemm, 2007. Model referensi dapat membantu pengecekan kelengkapan sistem pengelolaan atau infrastruktur operation support. Salah satu model referensi yang ada adalah model referensi yang mengacu pada area fungsional FCAPS. Model FCAPS terdiri dari lima area fungsional, di antaranya fault management, configuration management, accounting management, performance management, dan security management. FCAPS tertuang dalam rekomendasi ITU-T nomor Salah satu nilai bisnis dari implementasi FCAPS adalah Kemampuan untuk memprediksi, oleh sebab itu dapat mengatasi masalah pada performansi dan meningkatkan kepuasan pelanggan pengguna layanan Goyal, 2009. Area fungsional FCAPS juga digunakan pada penelitian yang dilakukan oleh Nuangjamnong 2008, untuk meningkatkan kualitas pengelolaan kapasitas dan performansi layanan. Penelitian yang dilakukan Nuangjamnong 2008 diawali adanya pertumbuhan tinggi pada jaringan enterprise, yang membuat kapasitas dan performansi jaringan menjadi hal yang sangat penting, baik bagi bisnis organisasi maupun bagi industri telekomunikasi. Penelitian merekomendasikan integrasi antara OSI network management model NMM dengan FCAPS, dalam rangka memenuhi kebutuhan pemenuhan standar pengelolaan kapasitas dan performansi. Komponen dasar dari pengelolaan jaringan adalah management support organization, sistem pengelolaan management system, jaringan pengelolaan management network, dan peralatan jaringan network devices Clemm, 2007. Komponen-komponen tersebut dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1 Komponen Dasar Pengelolaan Jaringan Sumber Clemm, 2007 Management system dan management network adalah peralatan-peralatan yang digunakan penyedia jaringan untuk mengelola jaringan. Management network digunakan untuk menghubungkan sistem pengelolaan dengan elemen jaringan yang dikelola. Untuk mengelola jaringan diperlukan sebuah enterprise yang memiliki kompatibilitas sistem operasi, basis data, arsitektur jaringan, mendukung sistem pengelolaan jaringan yang bersifat vendor specific, mendukung protokol pengelolaan jaringan, dan sistem peringatan, tanggapan dan pelaporan alarm Eritasari, 2002. Enterprise architecture EA adalah sebuah struktur yang menyelaraskan bisnis dan TI dalam suatu enterprise. Integrasi antara bisnis dan TI memegang peranan penting bagi sebuah enterprise untuk mencapai keunggulan kompetitif Rouhani et al., 2013. Saat ini tersedia berbagai metodologi implementasi EA. Mengetahui kelemahan dan kekurangan suatu metodologi memegang peranan penting dalam memilih metodologi yang tepat untuk suatu proyek pengembangan EA Rouhani et al., 2013. Dua literatur perbandingan kerangka kerja EA yang dijelaskan pada penelitian ini adalah perbandingan yang dilakukan oleh Rouhani et al Computatio Journal of Computer Science and Information Systems, volume 4, no. 2, November 2020 93 2013 yang berjudul “A Comparison Enterprise Architecture Implementation Methodology” dan Session 2007 yang berjudul “A Comparison of the Top Four Enterprise-Architechture Methodologies”. Rouhani et al. 2013 membandingkan berbagai metodologi implementasi EA, di antaranya Enterprise Architecture Planning EAP, TOGAF, The Department of Defense Architecture Framework DODAF, Gartner, dan The Federal Enterprise Architecture FEA. Kesimpulan dari perbandingan yang dilakukan adalah, tidak ada metodologi implementasi EA yang lengkap. TOGAF memiliki nilai tertinggi pada semua aspek, akan tetapi masih perlu adanya penurunan kompleksitas proses dan modeling. Tabel 1 Perbandingan Enterprise Architecture Sumber Rouhani et al, 2013 Session 2007 membandingkan kerangka kerja Zachman, TOGAF, FEA, dan Gartner didasarkan pada 12 kriteria yang dapat dilihat pada Tabel 2. Pada tabel perbandingan Sessions 2007, TOGAF memiliki rating tertinggi pada kelengkapan proses, netralitas vendor, dan ketersediaan informasi. Selain itu, TOGAF juga memiliki nilai time to value yang tinggi, sehingga organisasi dapat lebih cepat merancang arsitektur yang sesuai dengan kebutuhan. Dari hasil perbandingan Rouhani et al. 2013 dan Sessions 2007, maka penelitian ini akan menggunakan metodologi Architecture Development Method ADM TOGAF sebagai kerangka kerja dalam merancang infrastruktur teknologi informasi sistem pengelolaan jaringan. Tabel 2 Perbandingan Kerangka Kerja Zachman, TOGAF, FEA, dan Gartner Sumber Session, 2007 Erwin Setiawan & Laras Ijmania et al., Perancangan Infrastruktur Teknologi Informasi 94 ADM adalah metode untuk mengembangkan arsitektur enterprise yang merupakan inti dari TOGAF Open Group, 2011. ADM digunakan untuk mengembangkan EA yang akan memenuhi kebutuhan bisnis dan kebutuhan teknologi informasi yang dibutuhkan oleh organisasi Zhao, 2010. ADM menggunakan pendekatan langkah demi langkah untuk mengembangka dan menggunakan arsitektur enterprise. ADM bersifat iteratif, yaitu sebuah proses yang berkesinambungan, bersiklus, dan diulangi sepanjang waktu. Siklus dari ADM dapat dilihat pada Gambar 2 Gambar 2 Siklus Pengembangan Arsitektur Sumber TOGAF, 2011 Setelah mempelajari berbagai literatur dan penelitian terdahulu yang dirasa relevan, kerangka teoretis yang akan digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian ditunjukan pada Gambar 5. Gambar 3 Kerangka Teoritis Penelitian Prinsip-prinsip bisnis perusahaan yang berhasil diidentifikasi akan menentukan prinsip-prinsip arsitektur sistem pengelolaan jaringan. Prinsip-prinsip arsitektur dan fungsi-fungsi Computatio Journal of Computer Science and Information Systems, volume 4, no. 2, November 2020 95 pengelolaan jaringan akan menjadi landasan bagi rancangan visi arsitektur sistem pengelolaan jaringan. TOGAF ADM, SOA dan stakeholder requirement akan menentukan rancangan arsitektur pengelolaan jaringan perusahaan. Selanjutnya infrastruktur TI pengelolaan jaringan dirancang berdasarkan rancangan arsitektur yang telah ditentukan. Penelitian ini terdiri dari 11 tahapan, mulai pengumpulan data awal sampai dengan penarikan simpulan. Pengumpulan data awal dilakukan untuk mendefinisikan masalah dan menyusun pertanyaan penelitian. Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah wawancara kepada para pemangku kepentingan dan observasi terhadap berbagai dokumen perusahaan dan kondisi sistem pengelolaan jaringan yang sedang berjalan. Hasil interpretasi data wawancara kemudian menjadi masukan bagi perancangan arsitektur sistem pengelolaan jaringan dengan menggunakan kerangka kerja TOGAF ADM. Metode penarikan kesimpulan yang digunakan adalah penalaran induktif. Tahap-tahap penelitian digambarkan ditunjukan pada Gambar 4. Gambar 4 Metodologi Penelitian Dalam setiap tahapan TOGAF, dilakukan analisis terhadap kondisi saat ini dan kondisi yang diharapkan pada sistem dan teknologi informasi. Hasil analisis dituangkan dalam tabel kesenjangan aplikasi dan infrastruktur teknologi informasi. Tabel kesenjangan aplikasi digunakan untuk merancang portofolio aplikasi yang dibutuhkan untuk sistem pengelolaan jaringan. Usulan infrastruktur teknologi informasi didasarkan pada tabel kesenjangan teknologi informasi yang merupakan perbandingan antara infrastruktur teknologi informasi yang dimiliki saat ini dan infrastruktur teknologi informasi yang diharapkan. Kesenjangan aplikasi dapat dilihat pada Tabel 3, sementara kesenjangan infrastruktur teknologi informasi dapat dilihat pada Tabel 4. Erwin Setiawan & Laras Ijmania et al., Perancangan Infrastruktur Teknologi Informasi 96 Tabel 3 Analisis Kesenjangan Aplikasi Tabel 4 Analisis Kesenjangan Infrastruktur Teknologi Informasi Setelah dilakukan analisis terhadap kebutuhan dan kondisi saat ini, maka strategi yang dilakukan untuk mewujudkan rancangan infrastruktur teknologi infromasi sistem pengelolaan jaringan diantaranya menghapus erase sistem dan infrastruktur teknologi informasi yang yang sudah tidak dibutuhkan, mempertahankan dan mengelola retain sistem dan infrastruktur teknologi informasi yang masih dibutuhkan, dan menambahkan add sistem dan infrastruktur teknologi informasi yang dibutuhkan namun saat ini tidak dimiliki oleh Perusahaan. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini menghasilkan rancangan infrastruktur teknologi informasi sistem pengelolaan jaringan. Hasil rancangan direpresentasikan dalam arsitektur aplikasi, topologi logis infrastruktur, topologi fisik infrastruktur jaringan sistem pengelolaan jaringan. Rancangan portofolio aplikasi, topologi jaringan dan infrastruktur didasarkan pada analisis kesenjangan terhadap aplikasi dan teknologi informasi. Analisis kondisi saat ini dan kondisi yang diharapkan dapat dilihat pada tabel kesenjangan aplikasi Tabel 3. Perancangan infrastruktur teknologi informasi sistem pengelolaan jaringan yang dilakukan mengikuti tahapan Architecture Development Model ADM TOGAF. Penelitian ini hanya melaksanakan ADM process sampai tahap arsitektur teknologi. Hal ini disebabkan karena penelitian ini bertujuan untuk merancang infrastruktur teknologi informasi, tidak mencakup implementasi infrastruktur yang telah dirancang. Perancangan infrastruktur teknologi informasi melalui tahap-tahap persiapan penelitian, fase preliminary, fase visi arsitektur, fase arsitektur bisnis, fase arsitektur sistem informasi, dan fase arsitektur teknologi. Computatio Journal of Computer Science and Information Systems, volume 4, no. 2, November 2020 97 Pada tahap persiapan penelitian dilakukan wawancara dan observasi terhadap sistem pengelolaan yang sedang berjalan. Wawancara dilakukan kepada pemangku kepentingan dan Manager Network Operation Support perusahaan sejenis. Wawancara pertama dilakukan pada Chief Operating Officer COO dan direktur Operation. Wawancara ini dilakukan untuk menggali informasi prinsip-prinsip bisnis perusahaan. Wawancara kepada Manager Network Operation Support perusahaan sejenis dilakukan untuk mengetahui fungsi pengelolaan jaringan yang digunakan. Pada tahap ini berhasil ditetapkan fungsi pengelolaan jaringan yang akan digunakan mengacu pada model FCAPS. Fase Preliminary kemudian dilakukan untuk menganalisis data-data yang didapatkan dari hasil wawancara dengan COO, Direktur Operation, dan Stakeholders sistem pengelolaan jaringan. Dari hasil analisis ini dihasilkan 18 prinsip-prinsip bisnis perusahaan, Direktorat Operation sebagai unit bisnis yang akan dijadikan fokus dalam penelitian, kerangka kerja yang akan digunakan, dan identifikasi dan pemetaan stakeholders, concern, requiemrent, dan prinsip-prinsip arsitektur sistem pengelolaan jaringan. Pada fase ini berhasil diidentifikasi Sembilan stakeholders, enam concern, dan 15 requirements. Lima dari 18 prinsip bisnis yang telah diidentifikasi kemudian dipilih sebagai landasan untuk menyusun prinsip-prinsip arsitektur. Prinsip-prinsip arsitektur akan mendasari pengembangan arsitektur sistem pengelolaan jaringan, terdiri dari 10 prinsip, yang dikelomopokan ke dalam 4 domain yaitu prinsip bisnis, prinsip aplikasi, prinsip data, dan prinsip aplikasi. Setiap prinsip kemudian dijelaskan nama, statement, rationale, dan implication nya Berdasarkan prinsip-prinsip arsitektur dan fungsi pengelolaan jaringan yang telah ditetapkan, selanjutnya dirancang visi arsitektur. Visi arsitektur yang dirancang meliputi fungsi-fungsi sistem pengelolaan jaringan yang terdiri dari fungsi fault management, configuration inventory, performance management, utilized resource, dan security management. Visi arsitektur yang diusulkan dapat meningkatkan performansi layanan dengan cara mengurangi waktu downtime melalui fungsi fault management, mengontrol elemen jaringan melalui fungsi configuration management, memprediksi performansi layanan melalui fungsi performance management, meningkatkan keamanan jaringan melalui fungsi security management, dan mengelola kapasitas jaringan melalui fungsi utilized resurce management. Arsitektur bisnis dirancang berdasarkan visi arstitektur yang telah dirancang. Business Footprint disusun untuk menggambarkan hubungan antara sasaran bisnis, proses bisnis, dan fungsi-fungsi bisnis. Fungsi-fungsi bisnis diturunkan dari fungsi sistem pengelolaan jaringan yang sudah ditetapkan pada visi arsitektur. Pada business footprint sistem pengelolaan jaringan berhasil diidentifikasi empat proses bisnis utama dan 13 fungsi bisnis. Proses bisnis utama yang ada saat ini kemudian dianalisis, untuk menemukan masalah pada proses bisnis yang dapat berpotensi menyebabkan tidak terpenuhinya kebutuhan stakeholder dalam meningkatkan performansi layanan. Terdapat sembilan masalah yang berhasil diidentifikasi pada proses bisnis existing. Proses bisnis baru kemudian diusulkan untuk mengatasi masalah tersebut. Strategi perubahan proses bisnis dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip business process redesign untuk e-business El Sawi, 2000. Strategi yang dilakukan adalah vitrify, Digitize and Propagate, Sensitize, Loose wait, Analyze and synthesize. Fungsi-fungsi bisnis yang sudah diidntifikas kemudian dipetakan interaksinya. Pemetaan interaksi bisnis menghasilkan delapan layanan, dari layanan-layanan tersebut kemdian ditentukan informasi-informasi yang dibutuhkan untuk mendukung layanan tersebut. Perancangan arsitektur sistem informasi terdiri dari perancangan arsitektur data dan arsitektur aplikasi. Arsitektur aplikasi dirancang dengan melakukan analisis terhadap portofolio aplikasi existing, identifikasi kebutuhan, dan usulan arsitektur aplikasi baru. Identifikasi Erwin Setiawan & Laras Ijmania et al., Perancangan Infrastruktur Teknologi Informasi 98 kebutuhan aplikasi dilakukan dengan melakukan pemetaan terhadap fungsi bisnis yang sudah disusun pada business footprint dan aplikasi yang dibutuhkan untuk mendukung fungsi bisnis tersebut. Berdasarkan hasil identifikasi, aplikasi baru yang perlu dikembangkan adalah aplikasi Logistic, Delivery Management, dan Operation Dashboard. Aplikasi yang perlu ditingkatkan adalah proNMS, dan aplikasi yang akan dihapuskan adalah The Dude dan OSS. Arsitektur data dirancang dengan melakukan analisis terhadap data existing, identifikasi kebutuhan, dan usulan arsitektur data baru. Identifikasi kebutuhan dilakukan dengan cara memetakan layanan yang diidentifikasi pada arsitektur bisnis terhadap data-data yang dibutuhkan. Data-data untuk mendukung layanan diturunkan dari informasi yang digambarkan pada pemetaan interaksi bisnis. Data-data yang diperlukan, usulan aplikasi, dan layanan dipetakan ke dalam diagram diseminasi data. Berdasarkan strategi yang telah dilaksanakan maka disusun Portofolio Aplikasi yang merupakan gambaran dari asitektur sistem informasi yang perlu dimiliki oleh perusahaan untuk mendukung pengelolaan jaringan pelanggan. Usulan arsitektur sistem informasi berupa portofolio aplikasi digambarkan ke dalam Mc Farlan’s grid Ward and Peppard,2002. Aplikasi-aplikasi yang diperlukan pada sistem pengelolaan jaringan dapat dilihat pada gambar 5. Gambar 5. Usulan Portofolio Aplikasi Aplikasi Operation Dashboard dan NewProNMS diletakan pada kuadran strategic, karena aplikasi ini dapat membantu perusahaan untuk meningkatkan keunggulan kompetitif dan mencapai sasaran strategis Perusahaan. Aplikasi Delivery Management dan Logistic merupakan otomasi pencatatan proses pasang baru dan pencatatan aset produksi, kedua aplikasi tersebut masuk ke dalam kuadran support. Aplikasi iMonitor, NMS Shiron, dan CACTI merupakan aplikasi untuk kegiatan operasional sehari-hari, dan masuk ke dalam kuadran key operational. Perancangan arsitektur teknologi dilakukan dengan cara melakukan analisis terhadap arsitektur data existing, identifikasi kebutuhan, dan merancang arsitektur teknologi baru. Analisis dilakukan pada infrastruktur teknologi existing yang mencakup data center, perangkat keras, perangkat lunak, dan jaringan. Identifikasi kebutuhan didasarkan pada masalah yang ada pada infrastruktur saat ini dan rancangan arsitektur yang telah dilakukan sebelumnya. Hasil perancangan arsitektur teknologi adalah katalog standar teknis, usulan topologi logis, dan usulan topologi fisik infrastruktur sistem pengelolaan jaringan. Rancangan arsitektur teknologi baru didasarkan pada service oriented architecture SOA. Topologi logis sistem pengelolaan jaringan menunjukan koneksi antara satu perangkat infrastruktur dengan lainnya. Topologi logis dapat dilihat pada Gambar 6. Topologi ini diusulkan berdasarkan strategi yang telah ditetapkan pada tabel kesenjangan infrastruktur teknologi informasi pada Tabel 4. Computatio Journal of Computer Science and Information Systems, volume 4, no. 2, November 2020 99 Pada Gambar 6 semua aplikasi saling terhubung melalui sebuah middleware. Antar muka antara aplikasi ke middleware menggunakan web service. Tujuan utama dari digunakannya middleware adalah untuk membuat arsitektur lebih mudah dikembangkan jika terdapat penambahan atau pengurangan teknologi di masa yang akan datang. Data-data yang dihasilkan melalui pooling terhadap Network Element akan secara periodik dan terotomasi dikirim dan dianalisis oleh aplikasi-aplikasi pengelolaan jaringan. Topologi fisik dari arsitektur teknologi dirancang untuk meningkatkan kehandalan dan keamanan sistem pengelolaan jaringan. Topologi fisik usulan dapat dilihat pada Gambar 7. Topologi fisik ini merupakan hasil jika strategi yang telah ditetapkan pada hasil analisis kesenjangan teknologi informasi pada Tabel 4. Komponen-komponen infrastruktur teknologi informasi yang perlu ditambahkan berdasarkan kebutuhan adalah firewall, server cadangan, jaringan cadangan backup link, dan server basis data yang diletakan di server farm. Pada Gambar 7 dapat dilihat bahwa setiap lokasi dihubungkan minimal oleh dua jaringan, yaitu jaringan utama dan jaringan backup. Server farm utama terdapat di lokasi Network Operation Center NOC Jakarta 1 dan backup server farm berada di lokasi Jakarta PoP 4. Setiap server farm dilengkapi oleh sebuah firewall untuk meningkatkan sistem pengelolaan jaringan. Untuk mewujudkan infrastruktur teknologi usulan dan yang ada saat ini, dilakukan analisis kesenjangan. Analisis kesenjangan untuk arsitektur aplikasi dapat dilihat pada tabel 3. Fase terakhir dalam penelitian ini adalah fase Opportunities and Solution. Pada fase ini dilakukan analisis kesenjangan terhadap arsitektur aplikasi dan arsitektur teknologi. Analisis kesenjangan dilakukan untuk mengetahui mana aplikasi atau teknologi yang akan dipertahankan retain, ditingkatkan upgrade, dihapus erase, dan dibuat baru add. Pada fase ini juga disusun rancangan solusi untuk mengatasi masalah pada arsitektur teknologi. Solusi yang diusulkan adalah pengadaan server backup, server database, firewall, dan backup link. Gambar 6 Arsitektur Topologi logis Usulan Erwin Setiawan & Laras Ijmania et al., Perancangan Infrastruktur Teknologi Informasi 100 Gambar 7 Rancangan Topologi Gabungan Usula SIMPULAN Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dilakukan, diperoleh rancangan infrastruktur teknologi informasi sistem pengelolaan jaringan yang dapat meningkatkan performansi layanan. Penelitian ini menetapkan FCAPS fault management, configuration management, accounting management, performance management, dan security management sebagai fungsi-fungsi pengelolaan jaringan yang akan digunakan. Perancangan visi arsitektur, arsitektur bisnis, arsitektur sistem informasi, dan arsitektur teknologi didasarkan pada fungsi-fungsi pengelolaan jaringan yang telah ditetapkan. Rancangan infrastruktur teknologi informasi sistem pengelolaan jaringan dapat meningkatkan performansi layanan dengan cara menghasilkan sistem pengelolaan jaringan yang dapat membantu dalam mengontrol elemen jaringan, mengurangi waktu gangguan, memprediksi performansi jaringan, meningkatkan keamanan jaringan, mengurangi waktu troubleshooting dalam penanganan gangguan, melakukan pemonitoran jaringan, dan menyediakan pelaporan secara cepat dan akurat. Hasil rancangan infrastruktur mengusulkan untuk mengembangkan aplikasi-aplikasi baru yaitu NewProNMS, Logistic, Delivery Management, dan Operation Dashboard. Selain itu pada tahap ini juga disusun topologi logis dan fisik dari topologi infrastruktur teknologi sistem pengelolaan jaringan bagi seluruh pengguna di berbagai lokasi kerja. Arsitektur teknologi yang diusulkan dapat meningkatkan performansi layanan dengan cara meningkatkan kehandalan sistem pemonitoran dan pengontrolan elemen jaringan, dan meningkatkan keamanan jaringan. Computatio Journal of Computer Science and Information Systems, volume 4, no. 2, November 2020 101 DAFTAR PUSTAKA [1] PT AJN Solusindo. 2018. Laporan Trouble Ticket Management OSS 2018. Jakarta Direktorat Operation [2] Clemm, A. 2007. Network Management Fundamental. Indianapolis Cisco Press [3] Eritasari, Indah. 2002. Perencanaan Infrastruktur Jaringan Komputer PT Telkom Divre 2. Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Komputer, Magister Teknologi Informasi [4] Goyal, P. 2009. FCAPS in the Business Services Fabric Model. Infrastructures for Collaborative Enterprises. [5] Nuangjamnong, C., & Maj, P. S., & Veal, D. 2008. The OSI Network Management Model – Capacity And Performance Management. International Conference on Management Of Innovation and Technology, pp. 1266 - 1270. [6] Rouhani, D. B., & Mahrin, & Nikpay, F., & Nikfard, P. 2013. A Comparison Enterprise Architecture Implementation Methodologies. International Conference on Informatics and Crative Multimedia. [7] Sessions, R. 2007. A Comparison of the Top Four Enterprise-Architecture Methodologies. ObjectWatch, Inc. [8] The Open Group. 2011. TOGAF Version The Open Group. [9] Zhao, L., & Yao, K. 2010. The Use of ADM for SOA Design. International Conference on Educational and Information Technology, pp. 302 - 306. [10] Ward, J., & Peppard, J. 2002, Strategic Planning for Information System, 3rd edition, West Sussex – England Jhon Wiley & Sons, Ltd. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this ZhaoQing YaoService-oriented architecture SOA provides the flexibilities of dynamically composing business processes through the links of services. But how to analyze and design to achieve this architecture in large-scale IT environments does not have a matured method. In this paper, we present a method based on Architecture Development Method ADM. A SOA based system “ the Intelligent Platform of Virtual Travel Agency ”IPVTA was researched and designed, implemented and obtain good the rapid growth of large enterprise networks, capacity and performance management issues are becoming increasingly important to both business organizations and the telecommunication industry. Capacity and performance management techniques and methods provide guidance on how to plan, justify and manage network resources. Inappropriate planning for capacity and performance may lead to wasted resources resulting in unnecessary cost, or lack of resources resulting in poor network performance or even the unavailability of IT services. Moreover, it is not uncommon for networks to be equipped with devices from different vendors which potentially add to complexity. Resource management may be assisted by using a network management framework. The OSI Network Management Model NMM is the standard model and provides a conceptual framework for organizing a diverse range of network resources. This paper is an analysis of the OSI NMM to evaluate its use within large enterprise networks focusing upon capacity and performance Trouble Ticket Management OSSPt Ajn SolusindoPT AJN Solusindo. 2018. Laporan Trouble Ticket Management OSS 2018. Jakarta Direktorat OperationNetwork Management FundamentalA ClemmClemm, A. 2007. Network Management Fundamental. Indianapolis Cisco PressA Comparison of the Top Four Enterprise-Architecture MethodologiesR SessionsSessions, R. 2007. A Comparison of the Top Four Enterprise-Architecture Methodologies. ObjectWatch, Version The Open GroupThe Open Group. 2011. TOGAF Version The Open Group.
pengelolaan data informasi dan internet