pengertian komunikasi dari berbagai dimensi
Komunikasiyang bersifat formal dapat berlangsung dalam suasana rapat atau kegiatan formal lainnya. Komunikasi yang bersifat informal berlangsung dalam kegiatan di luar kedinasan, misalnya saat istirahat di luar forum formal. 3 Pendinasan dan Penyelesaian Konflik
Dimensiisi menunjukkan muatan (isi) komunikasi, yaitu apa yang dikatakan. Sedangkan dimensi hubungan menunjukkan bagaimana cara mengatakannya yang juga mengisyaratkan bagaimana hubungan para komunikasi itu, dan bagaimana seharusnya pesan itu ditafsirkan.
Shannon& Weaver: Komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling pengaruh dan memengaruhi satu sama lainnya, baik itu secara disengaja ataupun tidak disengaja. Tidak terbatas pada bentuk komunikasi menggunakan bahasa verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni, dan teknologi.
Contohpembagian komunikasi dari berbagai dimensi sebagai berikut: Komunikasi Horizontal. Komunikasi secara Horizontal berarti komunikasi secara mendatar atau komunikasi yang terjadi antara sesama, seperti antara anggota staf dengan anggota staf lainnya. Komunikasi Diagonal.
Empatdimensi dari proses komunikasi diantaranya: 1) Isi A biasanya berbicara kepada B tentang sesuatu. Proses itu mempunyai suatu isi. Apabila kita bersuara di dalam suatu percakapan, biasanya isinya pertama-tama adalah diri kita.
Neue Bekanntschaft Meldet Sich Nicht Mehr. Apa itu komunikasi organisasi? – Sebagai makhluk sosial, komunikasi adalah salah satu hal penting dan biasa kita lakukan. Aktivitas komunikasi ini diperlukan untuk membuat kita tetap dekat antara satu sama lain, serta memperlancar sebuah hubungan, baik antar keluarga, teman maupun anggota organisasi. Pengertian KomunikasiPengertian OrganisasiPengertian Komunikasi OrganisasiTeori – Teori dan Jenis Teori Komunikasi Organisasi1. Teori struktural klasik2. Teori neoklasik atau hubungan manusia3. Teori fusi4. Teori peniti penyambung The Linking Pin Model5. Teori sistem sosial6. Teori public relations7. Teori kepemimpinanJenis-Jenis Komunikasi OrganisasiManfaat Komunikasi OrganisasiFungsi Komunikasi Organisasi1. Fungsi Informatif2. Fungsi Regulatif3. Fungsi Persuasif4. Fungsi IntegratifKonsep Komunikasi Organisasi1. Proses2. Pesan3. Jaringan Menurut Jenis dan Kelly, komunikasi adalah suatu proses yang dilakukan melalui seseorang atau komunikator yang menyampaikan stimulus dengan tujuan mengubah atau membentuk perilaku orang lainnya. Sedangkan menurut Raymond Ross, komunikasi adalah suatu proses menyortir, memilih dan mengirimkan simbol sedemikian rupa sehingga membantu pendengar membangkitkan makna atau respons dari pikirannya yang serupa dengan yang dimaksudkan oleh komunikator. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan pesan maupun berita dari dua orang atau lebih agar pesan yang diberitakan tersebut bisa dipahami oleh lawan bicara. Sehingga dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah proses mengirim, memilah serta menerima simbol atau pesan dari seseorang atau lebih agar pesan tersebut dapat sampai dan dipahami oleh pendengar maupun lawan bicara. Komunikasi merupakan sebuah kebutuhan mutak yang harus dimiliki seseorang. Dalam memahami komunikasi dan bagaimana cara membuat proses komunikasi yang baik serta efektif, Grameds dapat membaca buku Pengantar Ilmu Komunikasi Edisi Keempat oleh Hafied Cangara. Pengertian Organisasi Dalam artikel satu ini penulis akan membahas mengenai komunikasi organisasi, setelah menjabarkan pengertian komunikasi menurut para ahli perlu kita ketahui pula makna dan pengertian organisasi berikut ini Menurut Stephen Robbins, organisasi merupakan kelompok atau kesatuan dalam kehidupan sosial yang dikoordinasikan serta dilakukan dengan sadar yang dibatasi oleh hal relatif yang dapat diidentifikasikan. Sondang Siagian berpendapat bahwa organisasi merupakan bentuk perserikatan atau persekutuan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih untuk melakukan kerjasama mencapai suatu tujuan tertentu bersama dalam sebuah ikatan yang formal. Sedangkan Thompson mengemukakan pendapat bahwa organisasi merupakan paduan antara beberapa anggota khusus dan sifatnya sangat rasional serta impersonal, anggota khusus tersebut akan bekerjasama untuk mencapai sebuah atau beberapa tujuan bersama yang sudah didiskusikan dan ditetapkan oleh bersama. Dari ketiga ahli tersebut, dapat penulis simpulkan bahwa organisasi merupakan perkumpulan antara dua orang atau lebih dalam suatu kelompok khusus yang dibentuk untuk mencapai sebuah atau beberapa tujuan yang sudah ditetapkan bersama dengan cara bekerjasama. Adanya komunikasi organisasi sendiri, digunakan untuk mencapai sebuah tujuan bersama, dimana seringkali komunikasi jenis ini digunakan dan diterapkan dalam ruang lingkup kerja seperti yang dibahas pada buku Komunikasi Organisasi oleh Morissan. Setelah mengetahui pengertian dari komunikasi serta organisasi, mari kita lanjutkan ke pembahasan berikutnya yaitu apakah komunikasi organisasi itu? Apakah memiliki definisi yang sama apabila pengertian komunikasi dan organisasi digabungkan? Agar lebih jelas berikut pengertian dari komunikasi organisasi menurut ahli yang telah penulis rangkum. Baca juga Pengertian Organisasi Internasional Pengertian Komunikasi Organisasi Menurut Goldhaber 1986 komunikasi organisasi adalah sebuah proses penciptaan serta saling menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang bergantung oleh satu sama lain untuk mengatasi lingkungan tidak pasti atau lingkungan yang berubah- ubah. Ron Ludlow mengemukakan pendapat bahwa komunikasi organisasi adalah suatu program komunikasi pada kajian bidang Public Relations PR mengenai hubungan internal serta hubungan pemerintah dan hubungan investor dalam organisasi. Sedangkan, Devito berpendapat bahwa komunikasi organisasi merupakan sebuah usaha mengirim serta menerima pesan baik dalam kelompok formal maupun informal dalam suatu organisasi. Katz dan Kahn berpendapat pula bahwa komunikasi organisasi adalah sebuah pengiriman dan atau pertukaran informasi dalam suatu organisasi, sehingga dapat membentuk arus informasi. Adanya komunikasi organisasi dapat memunculkan jaringan informasi dalam organisasi tersebut. Pace dan Faules berpendapat pula bahwa komunikasi organisasi suatu perilaku yang terjadi dalam sebuah organisasi serta bagaimana orang-orang di dalamnya ikut terlibat dalam proses tersebut dan melakukan transaksi berupa bertukar makna. Sementara itu Frank Jefkins mendefinisikan komunikasi organisasi sebagai suatu bentuk komunikasi yang telah direncanakan oleh sebuah organisasi dengan public atau masyarakat luas di tempat organisasi tersebut berada untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Menurut pandangan Frank, interaksi antar anggota organisasi atau anggota dengan pemimpin organisasi bukan merupakan komunikasi organisasi, melainkan interaksi antar organisasi tersebut dengan sasaran komunikasi yang bukan bagian dari organisasi tersebut. Dari enam pendapat ahli mengenai definisi komunikasi organisasi, dapat disimpulkan bahwa komunikasi organisasi merupakan sebuah proses yang terjadi dalam suatu organisasi berupa penyampaian, penerimaan serta pertukaran informasi dan pesan yang dilakukan untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang sudah ditetapkan oleh bersama anggota serta pemimpin organisasi. Proses penyampaian, penerimaan maupun bertukar informasi dan pesan dapat dilakukan secara formal maupun informal selama tujuan yang ditetapkan terwujud. Dalam perkembangan ilmu komunikasi, terdapat berbagai konsep dasar dari komunikasi organisasi, dimensi di dalamnya, sedrta penggolongan yang dapat kamu pelajari pada buku Komunikasi Organisasi oleh Irene Silviani. Setelah mengetahui definisi mengenai komunikasi, selanjutnya penulis akan membahas mengenai teori komunikasi organisasi yang telah dikemukakan oleh beberapa ahli komunikasi. Berikut adalah teori-teori mengenai komunikasi organisasi. Teori – Teori dan Jenis Teori Komunikasi Organisasi 1. Teori struktural klasik Teori pertama ini berkembang sejak tahun 1800-an, dan dapat disebut sebagai teori mesin. Teori ini menjelaskan bahwa organisasi digambarkan sebagai sebuah lembaga yang sentral akan tugas – tugasnya serta memberikan petunjuk mekanis strukturalnya yang bersifat kaku, monoton dan tanpa inovatif. Terdapat empat kondisi pokok dari teori ini, yaitu kekuasaan, saling melayani, doktrin dan disiplin. 2. Teori neoklasik atau hubungan manusia Teori ini diperkenalkan oleh Elton Mayo dan muncul karena adanya ketidakpuasan dengan teori klasik atau teori mesin. Teori neo klasik mengacu pada pentingnya aspek psikologis serta sosial karyawan sebagai seorang individu atau kelompok kerja. Teori ini telah “difasihkan” melalui percobaan yang dilakukan oleh Elton di pabrik Hawthorne pada tahun 1924. Hasil percobaan tersebut memperoleh kesimpulan bahwa penting memperhatikan upah insentif serta kondisi kerja karyawan untuk meningkatkan produktivitas kerja. 3. Teori fusi Teori ini diperkenalkan oleh Bakke dan pada tahun 1957 Argyris menyempurnakan pendapat Bakke. Teori fusi berawal dari kesadaran Bakke pada tahun 1950 mengenai kesadaran mengenai kepuasan minat manusia yang berbeda-beda dalam suatu birokrasi maupun organisasi. Bakke berpendapat bahwa organisasi pada tahap-tahap tertentu akan mempengaruhi seorang individu. Sementara pada saat yang sama pula individu memberikan pengaruh pada organisasi yang diperkenalkan oleh organisasi. Fenomena tersebut menyebabkan pegawai – pegawai menunjukan ciri-ciri membentuk organisasi atau berorganisasi. Setiap jabatan yang dimiliki oleh pegawai menunjukan keunikan serta memiliki ciri khas masing – masing organisasinya, sehingga dapat dimodifikasi sesuai dengan minat dan bakat khusus pegawai atau individu tersebut. 4. Teori peniti penyambung The Linking Pin Model Teori ini dikembangkan oleh Renis Likert yang menggambarkan mengenai struktur organisasi yang saling berkaitan dengan beberapa kelompok, dalam teori ini Likert menjelaskan bahwa terdapat penyelia yaitu anggota dari dua organisasi atau kelompok tersebut pemimpin unit rendah serta pemimpin unit tinggi. Penyelia yang disebutkan oleh Likert memiliki fungsi sebagai penyambung atau seseorang yang mengikat kelompok kerja satu dengan lainnya pada tahap atau tingkat berikutnya. Pada teori yang dikembangkan oleh Likert ini proses berkelompok dinilai penting, karena suatu organisasi perlu memiliki seorang penyelia atau penyambung sehingga setiap anggota kelompok dan kelompok itu sendiri dapat bersifat efektif. 5. Teori sistem sosial Teori satu ini menyatakan bahwa hubungan antara manusia memungkinkan suatu organisasi dapat bertahan lebih lama daripada orang-orang yang ada di dalamnya. Artinya, walaupun seseorang yang ada dalam suatu kelompok anggota dari kelompok tertentu sudah meninggal, kelompok tersebut tetap ada hanya saja orang-orang yang ada di dalamnya digantikan dengan anggota-anggota baru. Kats dan Kahn menjelaskan pula bahwa hubungan antar manusia dalam suatu organisasi dinilai lebih penting daripada hubungan antara jabatan formal tertentu. 6. Teori public relations Seperti yang dikatakan oleh Ron Ludlow, komunikasi organisasi merupakan kajian pada teori public relations, teori ini menyatakan upaya yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan secara utuh atau menyeluruh oleh suatu organisasi. Upaya tersebut dilakukan untuk menciptakan serta memelihara niat baik untuk saling mengerti antara organisasi dan khalayaknya. Selain Ron Ludlow teori ini juga didukung oleh Jefkins. 7. Teori kepemimpinan Teori ini menyebutkan bahwa pemimpin suatu organisasi maupun kelompok merupakan sosok yang penting untuk membantu anggota memenuhi kebutuhan serta mencapai tujuan kelompok atau organisasi secara bersama-sama. Hersey telah memformulasikan empat tugas pemimpin, yaitu a telling, mampu memberikan informasi secara lugas. b selling, mampu memberikan petunjuk. c participating, mampu menjalin kerja sama yang baik. d delegating, mampu mengambil keputusan. Dalam mempelajari teori komunikasi khususnys di ranah organisasi, kamu dapat melihat melalui pendekatan objektif serta interpretif yang saat ini menjadi perhatian bagi para kaum akademisi dan juga praktisi ilmu komunikasi yang di bahas pada buku Teori Komunikasi Kontemporer. Jenis-Jenis Komunikasi Organisasi Komunikasi organisasi memiliki dua jenis umum, yaitu internal serta eksternal. Jenis internal merupakan komunikasi yang fokus kepada interaksi serta upaya untuk membangun atau menguatkan relasi antar sesama anggota organisasi tersebut. Contohnya,upaya mengubah suatu visi yang sudah ada sejak organisasi tersebut muncul. Pengubahan visi ini harus dilakukan dengan menyatukan pendapat setiap anggota melalui diskusi serta komunikasi antar anggota serta pimpinan organisasi yang baik, serius serta intens. Jika terbentuk komunikasi yang baik maka akan menciptakan lingkungan organisasi yang baik serta memperkuat relasi orang-orang yang ada dalam organisasi tersebut. Jenis kedua yaitu komunikasi organisasi eksternal. Jenis eksternal ini berarti komunikasi yang dibangun fokus kepada pihak di luar organisasi atau kelompok tersebut. Jenis komunikasi eksternal ini biasanya digunakan jika organisasi tersebut ingin mencari sponsor maupun iklan sehingga membutuhkan pihak dari luar organisasi untuk membantu. Komunikasi organisasi eksternal dilakukan untuk mencapai tujuan mendapatkan sponsor, iklan, membangun kerja sama dan lain sebagainya yang dibutuhkan oleh organisasi dari pihak di luar organisasi tersebut. Manfaat Komunikasi Organisasi Setelah memahami pengertian, teori serta jenis komunikasi organisasi. Maka berikut manfaat- manfaat dari komunikasi organisasi yang dapat pembaca ketahui. Manfaat pertama, dengan mengetahui teori komunikasi organisasi, maka sebagai seorang individu yang hidup dalam lingkungan atau kelompok organisasi tertentu dapat memahami posisi kita dalam organisasi atau kelompok tersebut. Manfaat kedua, pemahaman mengenai komunikasi organisasi dapat memperkuat hubungan antar anggota dan pimpinan organisasi. Sehingga umur organisasi dapat bertahan lebih lama dan akan tumbuh rasa ingin menjaga serta merawat organisasi tersebut. Manfaat ketiga, mempermudah tercapainya tujuan organisasi. Hal ini dikarenakan terbentuknya komunikasi yang baik, sehingga antar anggota dan setiap pimpinan unit memahami perbedaan pendapat yang hadir dalam setiap diskusi pada organisasi tersebut. Manfaat keempat, mengetahui teori komunikasi organisasi dapat membuat seorang individu menyesuaikan diri serta menempatkan diri dengan baik dalam organisasi atau kelompok tersebut. Manfaat kelima, mengetahui tugas seorang pemimpin dan anggota dalam suatu organisasi. Pemahaman mengenai teori komunikasi organisasi dapat membuat kita sebagai sadar akan tugas-tugas sebagai seorang pemimpin maupun anggota dalam sebuah organisasi, kesadaran ini dapat meningkatkan kerja maupun efektivitas organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh bersama. Selain itu kesadaran pemimpin dan anggota dapat memperlancar segala visi yang ada dalam organisasi tersebut. Dengan adanya kemampuan berkomunikasi dalam organisasi, hal tersebut akan berfungsi sebagai membangun alur informasi serta pemahaman yang sama antara satu sama lain. Oleh sebab itu menurut buku Komunikasi Organisasi Teori Dan Studi Kasus ditekankan mengenai pentingnya hal tersebut. Fungsi Komunikasi Organisasi Selain manfaat komunikasi organisasi, pembaca perlu mengetahui fungsi –fungsi komunikasi organisasi yang dapat diperoleh apabila memahami setiap konsep serta teorinya. Fungsi komunikasi organisasi menurut Sendjaja 1994 adalah sebagai berikut. 1. Fungsi Informatif Fungsi informatif, fungsi yang pertama ini dijelaskan oleh Sendjaja bahwa organisasi bertindak sebagai suatu sistem yang memproses informasi. Proses informasi yang hadir dalam organisasi tersebut diharapkan mampu memberikan dan menerima informasi dengan baik untuk tercapainya kelancaran dalam organisasi tersebut. 2. Fungsi Regulatif Fungsi regulatif, fungsi yang kedua komunikasi organisasi diharapkan dapat memperlancar peraturan serta pedoman yang telah ditetapkan oleh anggota dan pemimpin organisasi tersebut. 3. Fungsi Persuasif Fungsi persuasif, fungsi ketiga merupakan fungsi untuk memberi perintah. Fungsi ini dilakukan oleh pemimpin organisasi untuk mempersuasi anggotanya daripada memerintah anggotanya untuk melakukan sesuatu. Fungsi persuasi dianggap dapat mempermudah, karena cara yang lebih halus daripada memerintah akan lebih dihargai oleh anggota tersebut terhadap tugas yang diberikan. 4. Fungsi Integratif Fungsi integratif, fungsi keempat atau yang terakhir berkaitan dengan penyediaan saluran atau hal-hal yang dapat mempermudah anggota organisasi untuk melakukan dan melaksanakan tugas tertentu dengan baik. Baca juga Manajemen Operasional Pengertian, Tujuan, Ciri, Fungsi dan Strategi Konsep Komunikasi Organisasi Goldhaber 1993 menjelaskan bahwa komunikasi organisasi merupakan proses untuk menciptakan serta saling menukar informasi maupun pesan dalam suatu jaringan yang bergantung antara satu sama lain. Goldhaber menjelaskan pula bahwa komunikasi organisasi memiliki tujuan untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau selalu berubah-ubah. Ia mengemukakan konsep organisasi menjadi tujuh konsep yang dijelaskan sebagai berikut. 1. Proses Konsep proses merupakan sistem yang dibutuhkan untuk menciptakan dan saling menukar pesan antar anggota. Hal ini dikarenakan organisasi merupakan sebuah sistem yang terbuka serta dinamis. Konsep ini terjadi secara terus menerus hingga mencapai tujuan dan menciptakan tujuan baru yang dirumuskan oleh organisasi tersebut, oleh karena itu konsep ini disebut sebagai konsep proses terjadi secara terus menerus. 2. Pesan Sesuai dengan penjelasan sebelumnya komunikasi organisasi adalah proses bertukar dan menerima pesan. Oleh karena itu pesan adalah yang penting dalam organisasi. Individu yang hadir dalam organisasi tersebut haruslah memperhatikan bagaimana cara mengirimkan, menerima pesan sehingga pesan atau informasi tersebut dapat diterima dengan baik oleh individu lain dan tidak menyebabkan kesalah pahaman antar individu. 3. Jaringan Konsep ketiga merupakan gambaran besar dari organisasi. Organisasi merupakan jaringan di dalamnya ada individu yang membentuk jaringan-jaringan tersebut baik di dalam maupun di luar organisasi. Oleh karena itu setiap jaringan atau individu yang menduduki jabatan tertentu akan menjalankan tugas serta melaksanakan fungsi jabatannya masing-masing dalam organisasi. Keadaan saling bergantung, konsep keempat merupakan sifat organisasi sebagai sistem yang terbuka. Konsep ini dibutuhkan, karena apabila terdapat satu unit maupun bagian organisasi yang tidak berfungsi atau berjalan dengan baik, maka diperlukan individu atau unit lain untuk membantu hak tersebut agar dapat kembali berjalan dengan baik. Hubungan, fungsi kelima ada karena organisasi adalah sistem sosial yang dijalankan oleh banyak individu dua atau lebih sehingga organisasi tersebut bergantung pada hubungan antar individu yang ada di dalam maupun di luar organisasi tersebut. Lingkungan, fungsi lingkungan ini dapat dibedakan menjadi dua yaitu lingkungan internal dan eksternal organisasi yang mempengaruhi keputusan yang diambil di dalamnya. Ketidakpastian, fungsi ini berguna untuk memenuhi kesediaan informasi maupun pesan yang tersedia dan diharapkan dalam organisasi. Baca juga Pengertian Manajemen Risiko Itulah sekelumit pengertian mengenai komunikasi organisasi yang harus kamu ketahui. Semoga bermanfaat khususnya bagi kamu yang hendak membuat atau bergabung dalam suatu organisasi. ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah." Custom log Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda Tersedia dalam platform Android dan IOS Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis Laporan statistik lengkap Aplikasi aman, praktis, dan efisien
Teori Komunikasi antar Pribadi Dimensi- Dimensi Pribadi dan Relasional S. Djuarsa Sendjaja, Ph, D.. Drs. Tandiyo Pradekso, M. A. Dr. turnomo Rahardjo PENDAHULUAN S ecara umum komunikasi antarpribadi dapat diartikan sebagai suatu proses pertukaran makna antara orang-orang yang saling berkomunikasi. Pengertian proses mengacu pada perubahan dan tindakan action yang berlangsung terus menerus. Komunikasi antarpribadi juga merupakan suatu pertukaran, yaitu tindakan menyampaikan dan menerima pesan secara timbal balik. Sedangkan makna, yaitu sesuatu yang dipertukarkan dalam proses tersebut, adalah kesamaan pemahaman di antara orang-orang yang berkomunikasi terhadap pesan-pesan yang digunakan dalam proses komunikasi. Di balik pengertian ini sebenarnya terdapat karakteristik yang menentukan apakah suatu kegiatan atau tindakan dapat disebut sebagai komunikasi antarpribadi atau tidak. Judy C. Pearson 1983 menyebutkan enam karakteristik komunikasi pribadi self. Berbagai persepsi komunikasi yang menyangkut pengamatan dan pemahaman berangkat dari dalam diri kita, artinya dibatasi oleh siapa diri kita dan bagaimana pengalaman kita .Kedua, komunikasi antarpribadi bersifat transaksional. Anggapan ini mengacu pada tindakan pihak-pihak yang berkomunikasi secara serempak menyampaikan dan menerima pesan. Ketiga, komunikasi antarpribadi mencakup aspek-aspek isi pesan dan hubungan antarpribadi. Maksudnya komunikasi antarpribadi tidak hanya berkenaan dengan isi pesan yang dipertukarkan, tetapi juga melibatikan siapa partner komunikasi kita dan bagaimana hubungan kita dengan partner tersebut. Keempat, komunikasi antarpribadi mensyaratkan adanya kedekatan fsik antara pihak-pihak yang berkomunikasi. Kelima, komunikasi antarpribadi melibatkan pihak-pihak yang saling tergantung satu dengan yang lainnya interdependen dalam proses komunikasi. Keenam, komunikasi antarpribadi tidak dapat diubah maupun diulang. Jika kita salah mengucapkan sesuatu kepada partner komunikasi kita, mungkin kita dapat meminta maaf dan memberi maaf, tetapi itu tidak berarti menghapus apa yang pernah kita ucapkan. Demikian pula kita tidak dapat mengulang suatu pernyataan dengan harapan untuk mendapatkan hasil yang sama, karena dalam proses komunikasi antarmanusia, hal ini akan sangat tergantung da ri tanggapan partner komunikasi kita. Berangkat dari konsep yang telah diuraikan diatas, modul ini akan membahas teori-teori komunikasi antarpribadi, yaitu 1 individu dalam komunikasi antarpribadi, 2 memahami diri pribadi, 3 memahami orang lain, dan 4 aspek relasional atau hubungan dalam komunikasi antarpribadi. Setiap pokok bahasan akan menjadi satu topik kegiatan belajar tersendiri. Diharapkan keempat pokok bahasan ini akan memberikan pemahaman mengenai teori-teori yang akan dapat digunakan untuk menjelaskan proses komunikasi antarpribadi. Pelajari dengan cermat setiap topik kegiatan belajar, serta kerjakan semua pertanyaan latihan dan tes formatif . Apabila ada kesulitan diskusikan dengan teman-teman anda atau tutor anda. Secara umum tujuan dari modul ini adalah untuk memberikan pemahaman tentang berbagai dimensi teori komunikasi antarpribadi dan cakupannya dalam menjelaskan fenomena individu, diri pribadi, orang lain sebagai partner komunikasi dan aspek aspek relasional dalam komunikasi antarpribadi. Individu dalam Komunikasi Antarpribadi M emahami komunikasi dan hubungan antarpribadi dari sudut pandang individu adalah menempatkan pemahaman mengenai komunikasi di dalam proses psikologis. Setiap individu dalam tindakan komunikasi memiliki pemahaman dan makna pribadi terhadap setiap individu dalam tindakan komunikasi memiliki pemahaman dan makna pribadi terhadap setiap hubungan di mana dia terlibat di dalamnya. Karena pemahaman tersebut bersifat sangat pribadi dan sangat bermakna bagi individu maka pemahaman psikologis acapkali dianggap sebagai makna yang sesungguhnya dari suatu hubungan antarpribadi. Pada bagian ini akan dibahas beberapa aspek psikologis yang terjadi dalam proses komunikasi LETAK LOKUS PSIKOLOGIS Aspek psikologis dari komunikasi antarpribadi menempatkan makna hubungan sosial ke dalam individu, yaitu dalam diri partisipan komunikasi. Hal ini akan tampak jika kita melihat suatu hubungan dari sudut pandang kita sendiri maka kita akan menyertakan semacam rasa memiliki ketika kita berpikir bahwa orang lain dan hubungan kita dengan orang tersebut seolah- olah milik kita. Misalnya, kita biasanya berkata istri saya, pimpinan saya, atau teman saya, sesuatu yang diasosiasikan dengan milik saya. Dengan kata lain, kita biasanya mengartikan hubungan dan bahkan orang lain dalam pengertian yang berpusat pada diri kita sendiri self centered/selfss, yaitu bagaimana segala sesuatunya atau berkaitan dengan kita sendiri. Suatu pemahaman psikologis terhadap komunikasi antarpribadi merupakan bagian penting dari pemahaman yang menyeluruh terhadap komunikasi antarpribadi. Meskipun demikian, beberapa persoalan dapat muncul dalam proses pemahaman oleh individu yang disebut juga sebagai proses intrapribadi ini. Fisher 1987106 menyebutkan tiga di antaranya, yaituPertama, munculnya respons individu terbatas pada setelahkegiatan komunikasi; Kedua, ingatan atau persepsi individu dapat berubah setelah suatu tindakan komunikasi; Ketiga, individu sering mencampuradukkan hubungan antarpribadi dengan respons emosional mereka. Ini semua akan menjadi masalah jika orang menganggap bahwa lokus psikologis komunikator merupakan pemahaman terpenting atau paling nyata darikomunikasi antarpribadi. Jadi, dengan aspek psikologis saja belumlah cukup untuk memahami komunikasi antarpribadi secara menyeluruh. Hal terpenting dari lokus psikologis dalam komunikasi adalah asumsi bahwa diri pribadi individu terletak pada suatu tempat di dalam individu, dan tidak mungkin dapat diamati secara langsung. Asumsi ini juga mencakup anggapan bahwa kita dapat melakukan pengamatan terhadap diri pribadi seseorang ecara tidak langsung dengan menyimpulkan berdasarkan pengamatan kita terhadap perilaku individu tersebut. Dengan demikian, lokus psikologis dari komunikasi mengasumsikan individu memiliki dua dimensi diri, yaitu internal dan ekternal. Namun, kita juga mengetahui bahwa dimensi eksternal dari diri tidaklah selalu sama dengan dimensi internalnya. Biasanya, kita tidak mudah percaya pada dimensi eksternal karena kita tahu bahwa orang mampu mengendalikan perilaku eksternalnya. Fungsi psikologis dari komunikasi adalah untuk menginterpretasikan tanda- tanda melalui tindakan atu perilaku yang dapt diamati. Kita akan melakukan seleksi terhadap tanda-tanda dari perilaku dan mengungkap mana yang ”palsu” dan mana yang ”asli”. Cara inilah yang biasanya kita lakukan dalam upaya untuk mengungkap dimensi internal dari diri yang sesungguhnya. Pertanyaan berikutnya adalah sejauh mana kita dapat menyimpulkan secara akurat? Karena penyimpulan itu sendiri adalah proses psikologis, suatu proses pikir yang melibatkan penarikan suatu kesimpulan atas dasar informasi yang tidak lengkap. Menyimpulkan adalah menggunakan logika, baik yang rasional maupun tidak, dalam rangka mengisi sejumlah informasi yang belum lengkap sehingga sampai pada suatu kesimpulan. Dengan kata lain, menyimpulkan adalah melompat kepada suatu kesimpulan berdasarkan dat yang belum tentu lengkap. Jadi, meskipun pada dasarnya tidak dapat dilakukan pengamatan secara langsung pada dimensi internal dari diri, orang melakukan penyimpulan berdasarkan apa yang dapat dia amati. Satu-satunya cara yang dapat dilakukan adalah mengamati dimensi eksternal dari diri, yaitu pada perilaku atau TATARAN PSIKOLOGIS DALAM KOMUNIKASI Dalam lokus psikologis, komunikasi antarpribadi merupakan kegiatan yang melibatkan dua orang atau lebih yang memiliki tingkay kesamaan diri atau proses psikologis tertentu. Katakanlah Ani berkomunikasi dengan Budi maka proses psikologis Ani harus memiliki kesamaan tertentu dengan proses psikologis Budi. Gambar memberikan ilustrasi adanya ”overlap” ssaling tumpang tindih antara proses psikologis Ani dan Budi. Ketika Ani dan Budi berkomunikasi, mereka secara individual dan serempak memperluas diri pribadi masing-masing ke dalam tindakan komunikasi melalui pemikiran, perasaan, keyakinan atau dengan kata lain melalui proses psikologis mereka. Proses ini akan berlangsung terus sepanjang keduanya masih terlibat dalam tindak komunikasi. PROSES PROSES PSIKOLOGIS PSIKOLOGIS ANI BUDI BUDI Gambar ANI Bidang bergaris pada Gambar menunjukkan bagian dari proses psikologis Ani yang memiliki kesamaan dengan proses psikologis Budi. Dapat dikatakan pula bahwa komunikasi akan menjadi semaikin efektif ketika bidang yang overlap semakin membesar. Selanjutnya, fenomena ini menghasilkan suatu situasi di mana Ani dan Budi saling berbagi pemahaman. Saling berbagi pemahaman tidaklah berarti memiliki kesamaan pemahaman atau kesamaan diri, namun terdapat dua pemahaman individual yang berbeda, yang mempunyai kesamaan karakteristik tertentu. Kesamaan karakteristik ini merupakan suatu persinggungan dari dua atau lebih pemahaman yang berbeda. Persinggungan tersebut terwujud pada bidang yang overlap dari dua pemahaman, tetapi hal itu bukan merupakan, dan tidak akan pernah, menjadi suatu pemahaman tunggal. Jadi, komunikasi psikologis merupakan suatu persinggungan dari proses-proses psikologis yang berbeda dan tidak dipandang sebagai suatu proses psikologis tunggal. Sebenarnya proses psikologis dalam komunikasi mencakup beberapa proses internal yang berbeda dan berlangsung secara simultan. Proses-proses ini berlangsung dalam beberapa tataran, dengan pengertian masing-masing mencakup bagian yang berbeda dari proses psikologis yang “dibagi” oleh para partisipan dalam komunikasi antarpribadi. Fiesher 1987110 mengemukakan bahwa ketika kita berkomunikasi dengan orang lain, proses intrapribadi kita memiliki paling sedikit tiga tataran yang berbeda. Tiap tataran tersebut akan berkaitan dengan sejumlah “diri” yang hadir dalam situasi antarpribadi, yaitu pandangan kita mengenai diri kita sendiri, pandangan kita mengenai diri orang lain, dan pandangan kita mengenai pandangan orang lain tentang kita lihat Gambar Sering kali hal ini disebut pula dengan persepsi, metapersepsi dan meta-metapersepsi. Selanjutnya, ketiga tataran psikologis ini berfungsi secara simultan ketika kita sedang berkomunikasi dengan orang lain, dan tiap tataran dapat dipengaruhi atau mempengaruhi tataran lainnya. Misalnya, Budi memandang Ani sebagai orang yang jujur dan dapat dipercaya, dan dia menganggap Ani tidak sebagai orang yang jujur dan dapat dipercaya, dan dia menganggap Ani tidak menyukai atau tidak mempercayainya maka Budi akan mulai menurunkan citra terhadap dirinya sendiri merasa bahwa dirinya mungkin tidak jujur sehingga menganggap tidak disukai oleh orang orang yang jujur. Diri Saya Sendiri Diri Orang LainGambar Perlu kita ingat kembali bahwa komunikasi antarpribadi, setidaknya ada dua orang yang terlibat di dalamnya. Dengan demikian, pada saat ketiga tataran psikologis kita beroperasi, hal yang sama berlaku pula pada diri partner komunikasi kita. Dalam kasus semacam ini kita seolah-olah berusaha untuk merefleksikan proses psikologis kita dengan proses psikologis yang kita anggap sedang terjadi dalam diri orang lain. Dan tentunya hal yang sama secara simultan terjadi pula pada diri partner komunikasi kita. Proses-proses psikologis yang terjadi pada dua individu ini tentunya tidak akan sama persis, tetapi masing-masing pihak berusaha untuk menghasilkan adanya tingkat persinggungan tertentu atau bidang yang overlap pada tiap-tiap tataran. ANI BUDI DIRI BUDI PANDANGAN ORANG LAIN TERHADAP DIRI SAYA DIRI ORANG LAIN DIRI SAYA SENDIRI PANDANGAN BUDI/ANI TERHADAP DIRI ANI/BUDI DIRI ANI DIRI ORANG LAIN DIRI SAYA SENDIRI PANDANGAN ORANG LAIN TERHADAP DIRI SAYA ANI BUDI DIRI BUDI PANDANGAN ORANG LAIN TERHADAP DIRI SAYA DIRI ORANG LAIN DIRI SAYA SENDIRI PANDANGAN BUDI/ANI TERHADAP DIRI ANI/BUDI DIRI ANI DIRI ORANG LAIN DIRI SAYA SENDIRI PANDANGAN ORANG LAIN TERHADAP DIRI SAYAGambar menunjukkan adanya persinggungan pandangan antara dua individu. Meskipun tidak akan pernah terjadi sinkronitas yang sempurna antara keduanya, mereka akan tetap berkomunikasi berlandaskan pada persinggungan proses psikologis mereka. Jadi, arti penting dari komunikasi bukanlah pada kesamaan yang sempurna antara dua proses psikologis mereka, tetapi bahwa mereka berkomunikasi satu dengan lainnyaseolas-olas ada kesamaan di antara mereka. Karena orang-orang yang terlibat dalam komunikasi seolah-olah saling berbagi bagian dari diri mereka, maka proses-proses psikologis mereka dapat mempengaruhi komunikasi antarpribadi dan hubungan sosial yang terjadi. Pentingnya proses psikologis ini hendaknya dipahami dengan hati-hati, artinya proses intra pribadi individu dari partisipan komunikasi bukanlah hal yang sama dengan hubungan antarpribadi, melainkan proses psikologis. Meskipun demikian proses psikologis dari diri tiap individu pasti mempengaruhi komunikasi antarpribadi yang pada gilirannya juga akan mempengaruhi hubungan antarpribadi. Proses psikologis dapat berpengaruh pada komunikasi dan hubungan antarpribadi karena individu menggunakannya sebagai pedoman untuk bertindak atau berperilaku. Ketika hal ini berlangsung maka individu akan bertindak atau berperilaku. Ketika hal ini berlangsung maka individu akan bertindak atas dasar proses psikologis yang diketahui atau diyakininya sebagai diri yang sesungguhnya. Benar tidaknya penyimpulan yang dilakukan tidak akan dapat diketahui individu tersebut karena dia memang tidak memiliki pilihan lain, selain menggunakan penafsirannya terhadap citra diri untuk mempengaruhi perilaku, terlepas dari apakah dia berhasil menyimpulkan diri yang sesungguhnya atau tidak. Persoalan sebetulnya memang bukan pada hadirnya diri yang sesungguhnya real self dalam tindakan komunikasi karena semuanya akan kembali kepada pandangan masing-masing individu terhadap diri tersebut. Bukan pula pada akurat atau tidaknya pandangan masing- masing individu Karena mereka berperilaku seolas-olas pandangannya akurat. Akhirnya, karena proses psikologis secara potensial mampu mempengaruhi komunikasi, kita tidak dapat mengesampingkannya jika ingin benar-benar memahami hubungan antarmanusia. Sebaliknya, kita juga jangan menganggap bahwa hanya proses psikologislah yang menentukan komunikasi. Kita hendaknya menempatkan proses psikologis sebagai faktor yang dapat mempengaruhi komunikasi dan hubungan sosial karena secara teknis proses psikologis bukan merupakan bagian dari hubungan itu sendiri. Memahami Diri Pribadi dalam Komunikasi D iri pribadi adalah suatu ukuran/kualitas yang memungkinkan sesorang untuk dianggap dan dikenali sebagai individu yang berbeda dengan individu lainnya. Kualitas yang membuat sesorang memiliki kekhasan tersendiri sebagai manusia ini, tumbuh dan berkembang melalui interaksi sosial, yaitu berkomunikasi dengan orang lain. Individu tidak dilahirkan dengan membawa kepribadian. Seperti halnya diri fsik kita maka diri social dan diri psikologis manusia akan terus berkembang dan menjadi matang sejalan dengan usia hidup kita. Pengalaman dalam kehidupan akan membentuk diri pribadi setiap manusia, tetapi setiap orang juga harus menyadari apa yang sedang terjadi dan apa yang telah terjadi pada diri pribadinya. Kesadaran terhadap diri pribadi ini pada dasarnya adalah suatu proses persepsi yang ditujukan pada dirinya sendiri. Dalamj hal ini orang akan berusaha untuk mengenali dan memahami siapa dirinya. Pada bagian ini berikut akan dibahas berbagai konsep diri dan relevansinya terhadap komunikasi antarpribadi. Pembahasan amencakup bagaimana manusia sampai kepada pengetahuan mengenai diri pribadi melalui proses-proses psikologis seperti persepsi dan kesadaran awareness.A. PERSEPSI TERHADAP DIRI PRIBADI SELF PERCEPTION Proses psikologis yang diasosiasikan dengan interpretasi dan pemberian makna terhadap orang atau objek tertentu dikenal sebagaipersepsi. Dengan mengutip Cohen, Fisher 1987 118 dikemukakan bahwa persepsi didefnisikan sebagai interpretasi terhadap berbagai sensasi sebagai pepresentasi dari objek-objek eksternal, jadi persepsi adalah pengetahuan tentang apa yang dapat ditangkap oleh indra kita. Defnisi ini melibatkan sejumlah karakteristik yang mendasari upaya kita untuk memahami proses antarpribadi. Pertama, suatu tindakan persepsi mensyaratkan kehadiran objek eksternal untuk dapat ditangkap oleh indra kita. Dalam hal ini persepsi terhadap diri pribadi, kehadirannya sebagai objek eksternal mungkin kurang nyata, tetapi keberadaanya jelas dapat kita rasakan. Kedua, adanya informasi untuk diinterpretasikan. Informasi yang dimaksud disini adalah segala sesuatu yang diperoleh melalui sensasi atau indra yang kita miliki. Karakteristik ketiga menyangkut sifat representative dari pengindraan. Maksudnya, kita tidak dapat mengartikan makna suatu objek secara langsung karena kita sebenarnya hanya mengartikan makna dari informasi yang kita anggap mewakili objek tersebut. Jadi, meskipun suatu persepi didasarkan pada pengamatan langsung, hal ini bukanlah sesuatu yang “sebenarnya” dalam artian kita dapat menangkap atau menguasai objek tersebut. Kita melihat, membaui, mendengar, mencicip, dan meraba, tetapi apa yang harus kita interpretasikan adalah penampakan, bau, suara, rasa, dan bentuk yang mewakili sesuatu, dan kita tidak akan pernah dapat “merasakan” objek itu sendiri. Konsekuensinya adalah bahwa pengetahuan yang kita peroleh melalui persepsi bukanlah tentang apakah suatu objek, melainkan apa yang tampak sebagai objek tersebut. Adakalanya penampakan dapat menyesatkan seperti yang kita alami dalam ilusi optis, special effects dalam flm, dan sebagainya. Oleh karenanya, persepsi tidak lebih dari pengetahuan mengenai apa yang tampak sebagai realitas bagi diri kita. Jadi, sebaliknya kita tidak kelewat yakin dengan pengetahuan yang kita peroleh melalui persepsi. Ironisnya, pengetahuan yang biasanya paling kita yakini adalah pengetahuan yang diperoleh melalui persepsi kita. Realitas yang kita persepsikan seringkali adalah yang paling jelas, pribadi, penting, dan terpercaya bagi kita. Ini merupakan suatu alas an mengapa komunikasi antarpribadi dan hubungan antarmanusia sangat sulit “dipahami” meskipun sangat mudah “diketahui/dikenali”.B. SIFAT-SIFAT PERSEPSI Untuk memahami apa yang terjadi ketika orang saling berkomunikasi, kita harus memahami bagaimana orang mengenal diri mereka sendiri dan orang lain. Karena pemahaman tersebut diperoleh melalui proses persepsi, kita harus mengetahui bagaimana orang mempersepsi diri mereka sendiri atau orang lain. Adakalanya kita merasa kesal karena orang tidak dapat memahami apa yang kita maksud sehingga kita akan berpikir bahwa orang tersebut tidak paham ungkapan yang begitu sederhana dan gambling. Hal ini dapat terjadi karena mungkin orang tadi mempersepsikan sesuatu dari ungkapan yang kita sendiri bahkan tidak merasakan/menyadarinya. Pada dasarnya, letak persepsi adalah pada orang yang mempersepsi, bukan pada suatu ungkapan ataupun objek. Persepsi terjadi di dalam benak individu yang mempersepsi, bukan di dalam objek, dan selalu merupakan pengetahuan tentang penampakan. Maka, apa yang mudah bagi kita boleh jadi tidak mudah bagi orang lain, atau apa yang jelas bagi orang lain mungkin terasa membingungkan bagi kita. Dalam konteks inilah kita perlu memahami tataran intra pribadi dari komunikasi antarpribadi dengan melihat lebih jauh sifat-sifat persepsi. Pertama, persepsi adalas pengalaman. Untuk mengartikan makna dari seseorang, objek, atau peristiwa, kita harus memiliki dasar/basis untuk melakukan interpretasi. Dasar ini biasanya kita temukan pada pengalaman masa lalu kita dengan orang, objek, atau peristiwa tersebut, atau dengan hal- hal yang menyerupainya. Tanpa landasan pengalaman sebagai pembanding, tidak mungkin untuk mempersepsikan suatu makna, sebab ini akan membawa kita kepada suatu kebingungan. Kedua, persepsi adalas selektif. Ketika mempersepsikan sesuatu, kita cenderung memperhatikan hanya bagian-bagian tertentu dari suatu objek atau orang. Dengan kata lain, kita melakukan seleksi hanya pada karakteristik tertentu dari objek persepsi kita dan mengabaikan yang lain. Dalam hal ini biasanya kita mempersepsikan apa yang kita “inginkan” atas dasar sikap, nilai, dan keyakinan yang ada dalam diri kita, dan mengabaikan karakteristik yang tidak relevan atau berlawanan dengan nilai dan keyakinan tersebut. Ketiga, persepsi adalas penyimpulan. Proses psikologis dari persepsi mencakup penarikan kesimpulan melalui suatu proses induksi secara logis. Interpretasi yang dihasilkan melalui persepsi pada dasarnya adalah penyimpulan atas informasi yang tidak lengkap. Dengan kata lain, mempersepsikan makna adalah melompat kepada suatu kesimpulan yang tidak sepenuhnya didasarkan atas data yang dapat ditangkap oleh indra kita. Sifat ini saling mengisi dengan sifat kedua. Pada sifat kedua persepsi adalah selektif karena keterbatasan kapasitas otak maka kita hanya dapat mempersepsi sebagian karakteristik dari objek. Melalui penyimpulan ini kita berusaha mendapatkan gambaran yang lebih lengkap mengenai objek yang kita persepsikan atas dasar sebagian karakteristik dari objek tersebut. Keempat, persepsi tidak akurat. Setiap persepsi yang kita lakukan, akan mengandung kesalahan dalam kadar tertentu. Hal ini disebabkan antara lain oleh pengaruh pengalaman masa lalu, selektivitas, dan penyimpulan. Biasanya ketidakakuratan ini terjadi karena penyimpulan yang terlalu mudah, atau menyamaratakan. Adakalanya persepsi tidak akurat karena orang menanggap sama sesuatu yang sebenarnya hanya mirip. Dan semakin jauh jarak antara orang yang mempersepsi dengan objeknya maka semakin tidak akurat persepsinya. Meskipun demikian kita biasanya mengabaikan ketidakakuratan tersebut dalam kegiatan persepsi kita sehari-hari, dan ketidakakuratan persepsi tidak selalu menjadi/menimbulkan masalah dalam komunikasi antarpribadi. Kelima, persepsi adalas evaluatif. Persepsi tidak akan pernah objektif, karena kita melakukan interpretasi berdasarkan pengalaman dan merefleksikan sikap, nilai dan keyakinan pribadi yang digunakan untuk member makna pada objek persepsi. Karena persepsi merupakan proses kognitif psikologis yang ada di dalam diri kita maka bersifat subyektif. Fisher 1987 125 bahkan mengemukakan bahwa persepsi bukan hanya merupakan proses intrapribadi, tetapi juga sesuatu yang sangat pribadi, dan tidak terhindarkannya keterlibatan pribadi dalam tindak persepsi menyebabkan persepsi sangat subjektif. Suatu hal yang tidak terpisahkan dari interpretasi subjektif adalah proses evaluasi. Rasanya hampir tidak mungkin kita mempersepsi objek tanpa mempersepsikan pula baik atau buruknya objek tersebut. Adalah samgat langka kita dapat mempersepsikan sesuatu secara sepenuhnya netral. Hal ini dapat kita telusuri dari pengalaman kita sendiri. Kita cenderung untuk sangat baik ataupun buruk yang dapat kita ingat dengan baik. Selebihnya, hal-hal yang netral dan “biasa saja” cenderung dapat kita ingat dengan baik. Selebihnya kita ingat dengan baik kabur. Jadi, ketika pengalaman mendasari persepsi yang kita lakukan, maka tidak dapat dihindari terjadinya proses BEBERAPA ELEMEN DARI PERSEPSI Kita telah mengetahui bahwa persepsi mensyaratkan adanya tiga hal orang yang mempersepsi, objek persepsi, dan suatu interpretasi atau makna yang merupakan hasil dari tindakakn persepsi. Untuk memahami apa yang disebut tindak persepsi, apa ayang terjadi ketika orang memperseps, dan saja yang mempeengaruhi makna yang dipersepsikan maka kita perlu mengenal terlebih dahulu elemen-elemen yang terlibat dalam proses persepsi. Elemen Pertama adalah sensasi pengindraan dan interpretasi. Ketika orang menangkap sesuatu melalui indranya melihat, mendengar, mencicip, membau, atau meraba maka secara simultan dia akan menginterpretasikan makna dari hasil pengindraanya. Sebagi misal, apa yang akan terjadi ketika kita mencium mawar? Apakah pertama kali kita mendapatkan sensasi fsik bau, baru kemudian persepsi psikis keharuman yang dihubungkan dengan mawar? Apakah pertama kita membau dan kemudian membau mawar? Tentunya bukan itu yang terjadi karena kita mengasosiasikan sensasi kita dengan keharuman mawar yang telah kita kenal secara serempak/simultan. Dengan kata lain, adalah tidak mungkin untuk memisahkan antara sensasi dengan persepsi. Ada ungkapan yang mengatakan bahwa kita cenderung untuk mendengar apa yang kita harapkan untuk didengar dan melihat apa yang kita harapkan untuk dilihat, terlepas dari apa yang sesungguhnya’ kita dengar dan lihat. Harapan, yang merupakan elemen kedua dari persepsi, dapat menjadi kekuatan yang sangat berarti dalam mengarahkan persepsi, meskipun adakalanya bertentangan dari rasio. Harapan mempengaruhi persepsi terhadap diri pribadi seperti persepsi terhadap objek lainnya. Kita berharap untuk mendapat simpati dari orang yang baru kita kenal, dan kita biasanya akan merasa senang bila orang tersebut memang bersimpati kepada kita. Artinya, kita berharap bahwa harapan kita akan terpenuhi. Jika akhirnya harapan kita tidak terpenuhi maka reaksi pertama kita adalah merasionalisasikan hal tersebut dan meletakkan kesalahan pada hal-hal yang berada di luar kendali kita. Misalnya kita adalah penggemar PSSI dan mengaharapkannya menang dalam kompetisi sepak bola Pra Piala Dunia. Ketika ternyata PSSI kalah terus reaksi kita adalah bahwa tim kesayangan kita sedang sial, wasit yang tidak fair, permainan yang kasar, dan sejumlah alasan lain. Sementara kita seolah-olah melupakan bahwa tim lawan bermain dengan baik. Elemen Ketiga adalah bentuk dan latar belakang fgure & background. Salah satu cara untuk memahami proses persepsi terletak pada kemampuannya untuk membeda-bedakan antara berbagagi jenis informasi. Orang yang mempersepsi, membedakan antara yang baik dan yang buruk, yang penting dari yang tidak penting, yang relevean dari yang tidak relevan. Dengan kata lain, persepsi mencakup pembedaan antara informasi yang menjadi fgur’ dan informasi yang menjadi background. Orang biasanya ingin meyakini kebenaran persepsinya. Persoalannya adalah bagaimana menguji dan menginterpretasikan nilai kebenaran. Cara yang biasa digunakan untuk menentukan kevalidan persepsi kita adalah membandingkan dengan sesuatu. Dengan demikian, perbandingan merupakan elemen keempat dari persepsi, jika makna yang dipersepsikan konsisten atau mirip dengan criteria yang digunakan sebagai pembanding pengalaman masa lalu kita akan menganggapnya valid. Ketika kita menghadapi sesuatu yang tidak sesuai dengan criteria pembanding maka kita akan mengalami ketidaksesuaian kognitif atau inkonsistensi kognitif. Sehingga kita merasa perlu untuk menyingkirkan inkonsistensi tadi sebagai upaya untuk mengatasi ketidaksesuaian psikologis kita. Dari semua pengaruh terhadap persepsi kita, konteks elemen kelima dari persepsi, mungkin yang paling potensial. Bukan berarti bahwa system kognitif kita seperti nilai, sikap, dan keyakinan, atau harapan kita, tidak cukup berpengaruh. Tetapi konteks di mana kita mempersepsikan suatu objek, sangat kuat pengaruhnya. Sehingga cenderung mengarahkan struktur kognitif dan harapan kit, dan pada gilirannya persepsi kita. Dalam hal ini, konteks selalu terdiri dari seperangkat fenomena yang sama dengan objek persepsikita. Jadi, kita mempersepsi seseorang, konteks, yang mempengaruhi persepsi kita terdiridari orang-orang lainnya. Demikian pula terhadap objek atau peristiwa, konteksnya adalah objek lainnya atau peristiwa-peristiwa lainnya. Apa yang baru kita bicarakan belum sepenuhnya menjelaskan konteks. Ketika konteks telah kita kenali, persepsi akan menggunakan konteks tersebut untuk menginterpretasikan atau mengungkap suatu pola’ yaitu suatu bentuk pengorganisasian elemen-elemen untuk menciptakan suatu kesatuan interpretasi yang utuh. Konteks dan pola merupakan komponen penting yang mendasari seluruh pemahaman kita tentang komunikasi antarpribadi. Karena, tidak akan terjadi interpretasi terhadap setiap perilaku komunikasi verbal atau nonverbal, tidak akan ada makna dari setiap hubungan misalnya teman atau lawan, tanpa menempatkannya dalam suatu konteks dan mengenali pola-polanya dalam interaksi. Tanpa adanya pola, sama dengan tidak adanya makna, atau setidaknya suatu kebingungan terhadap terlalu banyaknya makna. Oleh karenanya menginterpretasikan makna dalam konteksnya merupakan faktor utama, bahkan mungkin merupakan satu-satunya faktor terpenting, dalam memahami komunikasi antarpribadi dan hubungan KESADARAN PRIBADI SELF AWARENESS Langkah pertama dalam persepsi diri adalah mengetahui/menyadari diri kita sendiri, yaitu mengungkap siapa dan apa kita ini. Dan sesungguhnya menyadari siapa diri kita, adalah juga persepsi diri. Karena ketika kita menyadari siapa diri kita secara simultan kita juga telah mempersepsikan diri kita sendiri. Untuk dapat menyadari diri kita, pertama kali kita harus memahami apakah diri/self’ tersebut. Diri’ secara sederhana dapat kita artikan sebagai identitas individu. Jadi, identitas diri adalah cara-cara yang kita gunakan untuk membedakan individu satu dengan individu-individu lainnya. Dengan demikian diri’ adalah suatu pengertian yang mengacu kepada identitas spesifk dari individu. Fisher 1987134 menyebutkan ada beberapa elemen dari kesadaran diri, yaitu konsep diri, self esteem’ dan multiple selves’. Pemahaman terhadap konsep diri adalah bagaimana kita memandang diri kita sendiri. Pada umumnya orang cenderung menggolongkan dirinya sendiri dalam tiga kategori, yaitu karakteristik atau sifat pribadi, karakteristik atau sifat social, dan peran social. Dengan kata lain, kita cenderung untuk memandang diri kita sebagai memiliki sifat-sifat internal tertentu yang kita gunakan untuk menjelaskan bagaimana kita berperan dalam berhubungan dengan orang lain. Karakteristik pribadi adalah sifat-sifat yang kita miliki, paling tidak dalam persepsi kita mengenai diri kita sendiri. Karakteristik ini dapat bersifat fsik laki, perempuan, tinggi, rendah, cantik, tampan, gemuk, dan sebagainya atau kemampuan tertentu pandai, pendiam, cakap, dungu, terpelajar, dan sebagainya. Karakteristik social menunjukkan sifa-sifat yang kita tampilkan dalam hubungan kita dengan orang lain. Antara lain, ramah atau ketus,ekstovert, atau introvert, banyak bicara atau pendiam, penuh perhatian atau tidak peduli, dan sebagainya. Peran social, mencakup hubungan dengan orang lain dan dalam suatu masyarakat tertentu. Ketika peran sosial merupakan bagian dari konsep diri, maka kita mendefnisikan hubungan social kita dengan orang lain, seperti ayah, istri, guru, polisi, eksekutif, dan sebagainya. Peran social ini dapat pula berbenuk afliasi terhadap budaya, etnik, agama, dan sebagainya. Konsep diri dapat berubah siring dengan waktu, oleh karenanya stabilitas dari konsep diri ini sulit untuk diperkirakan. Ketika diri kita menjadi objek persepsi maka kitaa juga akan mengevaluasi diri kita sendiri. Ungkapan yang digunakan untuk menyatakan persepsi evaluative seseorang terhadap dirinyya sendiri adalah self esteem’, suatu bagian yang inheren dari konsep diri. Orang biasanya memiliki self esteem yang relative tinggi. Namun self esteem yang relative tinggi ini bukan berarti bahwa kita lalu menjadi egoistik. Ini hanya berarti bahwa tinggkat self esteem dari orang normal’ yang hidup secara normal, rata-rata di atas titik tengah atau titik netral pada skala evaluasi. Self esteem juga bersifat lebih mendalam dan langgeng daripada suatu reaksi temporal. Maksudnya jika suatu ketika kita merasa gagal atau kehilangan kepercayaan diri pada saat dikecewakan oleh seorang sahabat, ini hanyalah reaksi sementara yang tidak mengubah self esteem. Self esteem kita adalah bagian dari interpretasi atau penyimpulan dari persepsi diri dan bukan semata-mata reaksi terhadap suatu peristiwa tertentu dalam kehidupan kita. Self esteem berpengaruh terhadap perilaku kita, khususnya perilaku komunikasi kita. Jika self esteem tinggi, kita cenderung merasa kompeten sehingga berperilaku secara lebih percaya diri. Orang yang self esteemnyatinggi biasanya lebih mandiri, tegas, dan tidak mudah dipersuasi. Sementara kebalikan dari hal-hal tadi biasanya ditemukan pada orang yang self esteemnya rendah. Meskipun pembahasan kita mengenai diri’ sejauh ini mengacu pada diri sebagai identitas tunggal, namun sebenarnya masing-masing dari kita memiliki berbagai identitas diri yang berbeda, yang disebut multiple selves. Beberapa dari diri kita berkaitan dengan peran kita dalam berbagai hubungan social yang berbeda dengan berbagai orang yang berbeda pula, misalnya; ayah-anak, suami-istri, atasan-bawahan, teman-teman, atau dalam kelompok yang lebih besar seperti sebagai pelajar, warga Negara, anggota partai, dan sebagainya. Ini semua mengacu kepada peran yang kita mainkan dalam berbagai komunitas dan merefleksikan berbagi aspek dalam kehidupan kita. Kesemuanya ini adalah benar’, dalam pengertian seringkali beberapa peran tersebut overlap dan tidak mencerminkan konflik antara berbagai bagian dari diri kita. Multiple selves ini harus dipahami sebagai seseorang dengan berbagai aktivitas, kepentingan, dan hubungan social. Multiple selves dapat pula dipahamu dalam bentuk yang lain. Ketika kita terlibat dalam komunikasi antarpribadi, kita memiliki dua diri dalam knsep diri kita. Pertama adalah persepsi mengenai diri kita, dan persepsi kita tentang persepsi orang lain terhadap diri kita metapersepsi. Cara lain untuk melihatmultiple selves adalah melalui diri ideal kita. Sebagian dari konsep diri mencakup siapa diri kita sebenarnya, sedangkan sebagian lain mencakup kita ingin menjadi apa semacam bentuk idealisasi’ diri. Upaya untuk mempersempit celah antara diri sebenarnya’ dan diri’, tidak lain adalah suatu bentuk usaha untuk memperbaiki diri. Misalnya orang yang sebenarnya gemuk berusaha melangsingkan tubuh untuk mencapai berat dan bentuk yang dia idealkan. Ini terjadi pula pada berbagai hal lain, orang berusaha memperbaiki diri untuk mencapai diri yang ideal. Selama proses kehidupan dan interaksi kita dengan orang lain, kita secara terus-menerus mengembangkan konsep diri. Proses mengenal diri sendiri akan berlangsung secara kontinu dan tidak dapat kita hindari. Oleh sebab itu, jika kita ingin memahami sepenuhnya tingkat hubungan antarpribadi kita dan mendapat manfaatnya maka kita perlu menyadari konsep diri kita dan bagaimana perubahan-perubahan yang terjadi di dalamnya. Proses perkembangan kesadaran diri diperoleh melalui tiga konsep, yaitu reflexive, social self, dan becoming self. Jika kita memandang ke dalam cermin, apa yang kita lihat? Jika kita menjawab “Saya melihat diri saya” atau “Saya melihat wajah saya” maka kita belum sepenuhnya menangkan arti reflektivitas dan peran cermin dalam merefleksikan image kita. Prinsip dari reflexive self adalah apabila kita memandang ke dalam cermin dan kita tidak hanya melihat diri kita, tetapi melihat diri kita yang dipantulkan oleh cermin yang sedang memandang kita. Jadi kesadaran diri dikatakan reflexive jika bersifat dua arah. Ketika kita mempersepsikan diri kita, kita mempersepsikan bahwa diri kita terlibat dalam persepsi diri. Analogi lain untuk menggambarkan refleeive self adalah seperti melempar bola karet ke dinding. Kita melempar bola kearah dinding, dan tindakan tersebut direfleksikan kembali bola memantul ke arah kita. Jadi, pada saat yang bersamaan kita adalah subjek dan objek dari tindakan kita. Bila diterapkan dalam kasus self esteemnya, cenderung mandiri. Meskipun demikian, kita tidak dapat memahami pengertian sebab akibat karena persepsi dan tindakan ini terjadi secara simultan atau secara refleksif. Proses persepsi dan tindakan ini bergerak dalam siklus yang terus berlangsung tanpa titik awal ataupun akhir. Pada sisi lain, indiividu memperoleh konsep dirinya identitasnya yang spesifk sebagai individu melalui interaksi dengan orang lain. Dengan kata lain, orang mengevaluasi tindakannya terutama dengan mempersepsi dan mengevaluasi reaksi orang lain terhadap tindakan kita. Reaksi orang lain ini membuat tindakan kita jauh lebih berarti, dan ini berarti bahwa sebenarnya orang lain telah memberikan patokan di mana kita dapat mengukur konsep diri kita. Menggunakan orang lain sebagai kriteria untuk menilai konsep diri kita, disebut menggunakan social self . Pengertian ini juga dikenal dengan istilah “looking glass self”, yang menggambarkan bagaimana kita mengembangkan konsep diri melalui interaksi. Dalam interaksi, reaksi orang lain merupakan informasi mengenai diri kita, dan kemudian kita menggunakan informasi tersebut untuk menyimpulkan, mengartikan, dan mengevaluasi konsep diri kita. Aspek lain dari pengembangan kesadaran diri melalui interaksi sosial adalah self monitoring. Self monitoring memungkinkan kita untuk menyadari perilaku-perilaku yang dianggap sesuai untuk suatu social tertentu. Meskipunself monitoring biasanya mengacu pada kepekaan terhadap perilaku kita sendiri, kita dapat pula mempelajari perilaku apa yang secara social dianggap sesuai melalui pengamatan terhadap tindakan orang lain. Self monitoring adalah suatu kemampuan di mana tingkatannya berbeda-beda pada setiap orang. Karena merupakan suatu kemampuan, self monitoring seseorang dapat dilatih dan diperbaiki. Sehingga orang akan menjadi lebih menyadari konsep dirinya, seiring dengan meningkatnya pemahaman tentang interaksi social yang sesuai. Kemampuan ini akan membuat kita menjadi lebih efektif dalam komunikasi antarpribadi. Konsep diri bukan merupakan sesuatu yang tetap, selalu berubah, terus-menerus berkembang, dan selalu diterpa oleh informasi baru untuk dipersepsikan dan diinterpretasikan. Setiap kali kita terlibat dalam komunikasi, kita akan mendapat tambahhan informasi melalui “looking-glass self ” dan selalu mencocokkanya dengan kondisi konsep diri pada saat itu. Informasi tersebut tentu saja dapat mengkonfrmasikan atau memperkuat konsep diri kita, tetapi dapat pula mempertanyakan, meragukan, menyangkal, dan mengubah konsep diri kita. Jadi, apa pun efeknya, informasi akan selalu menerpa dan mempengaruhi konsep diri kita. Dari pengertian tersebut, konsep diri tidak pernah dalam kondisi tetap, melainkan selalu dalam keadaan berubah atau berkembang. Inilah yang disebut dengan becoming self, artinya konsep diri selalu dalam state of becoming atau proses menjadi konsep diri. Pengertian becoming ini sekaligus menunjukkan bahwa perubahan konsep diri tidak terjadi secara mendadak atau drastis, melainkan secara gradual melalui aktivitas sehari-hari kita. Memahami Orang Lain dalam Komunikasi D alam setiap komunikasi yang melibatkan dua orang, akan terdapat diri pribadi yang harus di kenali, yaitu diri kita sendiri dan diri orang lain yang menjadi partner komunikasi kita. Upaya mengenali orang lain bukanlah persoalan sederhana. Upaya ini menyangkut proses psikologis, yaitu persepsi, dan seperti telah kita ketahui, persepsi memiliki banyak kelemahan sebagai dasar untuk memperoleh pengetahuan. Anatara lain persepsi tidak akurat, selektif, subjektif, dan sebagainya. Dalam mempersepsi orang lain, kita harus membuat kesimpulan berdasarkan informasi yang tidak lengkap, yaitu informasi yang hanya diperoleh melalui kelima indra kita. Maka, ketika kita berkomunikasi, kita akan mendasarkan persepsi terhadap orang lain atas perilaku komunikasinya yang dapat diamati. Meskipun sesungguhnya banyak informasi yang kita perlukan untuk melakukan persepsi terhadap orang lain, namun ada tiga jenis informasi terpenting yang perlu kita katahui, yaitu tujuan orang tersebut, kondisi internalnya psikologis, dan kesamaan antara kita dengan orang tersebut. Mempersepsi tujuan orang memiliki beberapa arti bagi kita. Pertama adalah sebagai mekanisme proteksi, yaitu kita ingin mengetahui apa yang diharapakannya dari kita melalui komunikasi yang dia lakukan. Kedua, melalui pemahaman terhadap tujuan orang, kita dapat mengevaluasi kesungguhan atau akurasi dari penampilannya. Jadi, secara singkat dapat dikatakan bahwa kita menganggap sebagian besar perilaku memiliki tujuan tertentu, dan kita menggunakan persepsi untuk mengenali secara cermat apa tujuan orang lain. Adalah tidak mungkin bagi kita secara nyata mengamati kondisi internal orang lain. Namun melalui pengamatan terhadap perilakunya, kita dapat menyimpulkan bagaimana sikap, keyakinan dan nilai orang tersebut. Ada anggapan bahwa elemen non verbal dari perilaku merupakan refleksi yang paling akurat dari perasaan atau kondisi internal seseorang. Sementara itu, adanya kesamaan antara kita dengan orang yang kita ajak berkomunikasi akan mendoro rasa saling menyukai. Keadaan semacam ini akan membantu kita untuk merasa lebih nyaman dalam melanjutkan komunikasi. Setelah kita memperoleh informasi tentang orang lain yang dibutuhkan, apa yang harus dilakukan dengan informasi tersebut. Dalam komunikasi antarpribadi, setiap partisipasi perlu mengenali partisipan lainnya dalam rangka mencapai dua tujuan, yaitu mengurangi ketidakpastian uncertainlyreduction dan perbandingan sosial social comparison. Ketika kita pertama
Disini kami akan membahas tentang dimensi komunikasi dan berbagai hal yang berhubungan dengan dimensi komunikasi itu sendiri, Aktivitas komunikasi dapat dilihat pada setiap aspek kehidupan sehari-hari manusia yaitu sejak dari bangun tidur sampai manusia beranjak tidur pada malam hari. Bisa dipastikan sebagian besar dari kegiatan kehidupan kita mengunakan komunikasi baik komunikasi verbal maupun nonverbal. Sedangkan definisi komunikasi menurut para tokoh Berelson dan Starainer Komunikasi adalah penyampaian berupa informasi, ide, emosi, keterampilan dan seterusnya melalui penggunaan simbol kata, angka, grafik, dan lain lain. Oyong U. Effendy Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada orang lain. Pikiran tersebut bisa merupakan informasi, gagasan, opini, dan lain-lain yang muncul dari pikirannya sendiri. Kami juga akan membahas tentang apa itu komunikasi lebih lanjut dan beberapa dimensi dari komunikasi. Herbert T mengemukakan bahwa “communication is the process by which meaning or knowledge is transferred from one person to another , usually for the purpose of obtaining some specific goal”. Komunikasi adalah proses mentransfer pengetahuan atau makna untuk mencapai tujuan tertentu. Krech menyatakan “A simple definition of communication would refer to the use of symbols to achieve common or shared information about an object”. Singkatnya komunikasi adalah kegiatan menggunakan simbol-simbol dalam rangka menyampaikan informasi tentang suatu objek. Pakar komunikasi lain, Joseph A Devito mengemukakan komunikasi sebagai transaksi. Transaksi yang dimaksudkannya bahwa komunikasi merupakan suatu proses dimana komponen-komponennya saling terkait dan bahwa para komunikatornya beraksi dan bereaksi sebagai suatu kesatuan dan keseluruhan. Sementara Riswandi menyimpulkan beberapa karakteristik komunikasi berdasar berbagai definisi yang dikemukakan para ahli, antara lain 1. Komunikasi adalah suatu proses, artinya komunikasi merupakan serangkaian tindakan atau peristiwa yang terjadi secara berurutan ada tahapan atau sekuensi serta berkaitan satu sama lainnya dalam kurun waktu tertentu. 2. Komunikasi adalah suatu upaya yang disengaja serta mempunyai tujuan. Komunikasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar, disengaja, serta sesuai dengan tujuan atau keinginan dari pelakunya. 3. Komunikasi menuntut adanya partisipasi dan kerja sama dari para pelaku yang terlibat kegiatan komunikasi akan berlangsung baik apabila pihak-pihak yang berkomunikasi dua orang atau lebih sama-sama ikut terlibat dan sama-sama mempunyai perhatian yang sama terhadap topik pesan yang disampaikan. 4. Komunikasi bersifat simbolis karena dilakukan dengan menggunakan lambang-lambang. Lambang yang paling umum digunakan dalam komunikasi antar manusia adalah bahasaverbal dalam bentuk kata-kata, kalimat, angka-angka atau tanda-tanda lainnya. 5. Komunikasi bersifat transaksional. Komunikasi pada dasarnya menuntut dua tindakan, yaitu memberi dan menerima. Dua tindakan tersebut tentunya perlu dilakukan secara seimbang atau porsional. 6. Komunikasi menembus faktor ruang dan waktu Maksudnya bahwa para pelaku yang terlibat dalam komunikasi tidak harus hadir pada waktu serta tempat yang sama. Dengan adanya berbagai produk teknologi komunikasi seperti telepon, internet, faximili, dan lain-lain, faktor ruang dan waktu tidak lagi menjadi masalah dalam berkomunikasi. Riswandi, 2006. komunikasi Empat dimensi dari proses komunikasi diantaranya 1 Isi A biasanya berbicara kepada B tentang sesuatu. Proses itu mempunyai suatu isi. Apabila kita bersuara di dalam suatu percakapan, biasanya isinya pertama-tama adalah diri kita. Memang, isi dari komunikasi adalah merupakan hal yang dipikirkan oleh para ahli psikologi dan ahli bisnis ketika mereka memikirkan tentang hubungan antar manusia. Kita juga dapat melihat adanya pembagian golongan dalam hal isi. Kita dapat membeda-bedakan kategori dari jenis isi, misalnya apakah hal itu merupakan fakta atau merupakan perasaan. 2 Suara Kita dapat menjumpai suara saluran seperti gangguan udara pada kawat telepon yang menyebabkan B sukar untuk mendengar apa yang dikatakan oleh A. kita juga perlu memikirkan tentang adanya suara-suara psikologis, seperti misalnya pikiran B tentang hal-hal lain, sehingga sekali lagi adalah sukar bagi B untuk mendengarkannya ia tidak memahami kata-kata yang dipergunakan oleh A di dalam cara sebagaimana A memahaminya. 3 Jaringan Komunikasi Biasanya kita berpikir bahwa percakapan antara A dengan B adalah langsung. Tetapi banyak percakapan semacam itu, terutama di dalam organisasi, ditengahi oleh orang lain. Suatu hal yang dianggap harus dinyatakan oleh bagan organisasi kepada kita ialah bahwa A dapat berbicara dengan B hanya dengan melalui C atau D. Sebagaimana satu bab berikut akan memperlihatkan, bahwa struktur jaringan yang dipergunakan oleh suatu organisasi dapat sangat bermanfaat bagi kecepatan dan ketepatan komunikasi antar anggotanya satu sama lain. 4 Arah Komunikasi Arah Komunikasi dibagi menjadi dua, yaitu satu arah dan dua arah. Lagi-lagi ini adalah merupakan dimensi yang bebas. Apapun yang mungkin dikatakan oleh A dan B, sejauh manapun gangguan suara ikut terlibat, bagaimanapun jaringannya, A mungkin berbicara dengan B cara ini A=>B; atau cara ini A=><=B. A dapat berbicara dan B hanya dapat mendengarkan, yaitu komunikasi satu arah; atau A dapat berbicara dan B dapat membalas berbicara kembali, yaitu komuniksai dua arah. Komunikasi Menurut Onong Uchjana Effendy 20098 dalam buku Dimensi – Dimensi Komunikasi tujuan komunikasi adalah sebagai berikut 1. Perubahan Sosial/Mengubah Masyarakat to change the society Memberikan berbagai informasi pada masyarakat dengan tujuan akhir supaya masyarakat mau mendukung dan ikut serta terhadap tujuan informasi itu disampaikan. Misalnya supaya masyarakat ikut serta dalam pemilu, ikut serta dalam berperilaku sehat,dan lain sebagainya. 2. Perubahan Sikap to change the attitude Kegiatan memberikan berbagai informasi pada masyarakat dengan tujuan supaya masyarakat akan berubah sikapnya. 3. Perubahan Opini, Pendapat to change the opinion Memberikan berbagai informasi pada masyarakat dengan tujuan akhirnya supaya masyarakat mau berubah pendapat dan persepsinya terhadap tujuan informasi itu disampaikan. 4. Perubahan Perilaku to change behavior Kegiatan memberikan berbagai informasi pada masyarakat dengan tujuan supaya masyarakat akan berubah perilakunya. Berdasarkan tujuan komunikasi yang dikemukakan oleh Effendy, penulis dapat menyimpulkan bahwa tujuan komunikasi pada dasarnya dilakukan untuk mendapatkan perubahan dari komunikan atau si penerima pesan sesuai dengan apa yang komunikator atau source inginkan. Perubahan sosial, perubahan sikap, perubahan pendapat dan perubahan perilaku merupakan tujuan umum komunikasi yang dapat dicapai apabila penyampaian dan pemberian informasi dilakukan secara baik dan benar. MAHASISWA Komunikasi digunakan untuk mencapai tujuan tertentu, yang disetujui oleh pihak-pihak yang bersangkutan. Baik secara langsung melalui bahasa verbal. Atau bahasa Non Verbal. Selama orang yang kita ajak berkomunikasi mengerti dan memahami apa yang kita terjadi aksi dan menimbulkan reaksi. Kgiaji, “prinsip-prinsip komunikasi” 29 september 2011. diakses pada tanggal 30 september 2015 Nawangsari, Sri. 1997. Komunikasi Bisnis. Jakarta Gunadarma Zarkasi, Muslichah. 1978. Psikologi Manajemen. Jakarta Erlangga
Origin is unreachable Error code 523 2023-06-16 070321 UTC What happened? The origin web server is not reachable. What can I do? If you're a visitor of this website Please try again in a few minutes. If you're the owner of this website Check your DNS Settings. A 523 error means that Cloudflare could not reach your host web server. The most common cause is that your DNS settings are incorrect. Please contact your hosting provider to confirm your origin IP and then make sure the correct IP is listed for your A record in your Cloudflare DNS Settings page. Additional troubleshooting information here. Cloudflare Ray ID 7d81311c18a80a7b • Your IP • Performance & security by Cloudflare
Sesuai pengertian dan model komunikasi, komunikasi dapat dilihat dari berbagai dimensi yakni sebagai berikut Komunikasi sebagai proses Apabila komunikasi dipandang sebagai proses maka komunikasi itu sendiri bersifat dinamis atau tidak tetap sesuai unsur-unsur yang mengikutinya atau bisa disebut juga suatu kegiatan yang bersifat dinamis. Dan dikatakan proses pun juga berarti unsur-unsurnya memang bersifat aktif. Mari kita menelaah dari konteks komunikasi antarpribadi dengan komunikasi massa mana yang disebut proses. Apabila ditelaah dalam komunikasi antarpribadi yang disebut atau yang menunjukkan prose adalah saat dimana adanya kegiatan pengiriman pesan pada satu orang ke orang yg lain. Mulai dari adanya sebuah informasi lalu ada sender yang memberikan informasi dan adapula receiver yang mendapatkan informasi nah, ketika informasi itu berjalan mulai dari adanya hal yang akan disampaikan hingga diterima receiver itulah disebut proses. Komunikasi sebagai simbolik Hampir semua pernyataan manusia dalam berkomunikasi tidak lepas dari simbol atau lambang. Nah!!apa simbol itu sendiri, simbol disini berarti sebuah tanda atau lambang hasil kreasi manusia atau bisa dikatakan sebuah tanda hasil kreasi manusia yang dapat menunjukkan kualitas budaya manusia dalam berkomunikasi dengan sesamanya. Dalam pernyataan “kualitas budaya manusia dalam berkomunikasi dengan sesamanya” dapat ditelaah kembali bahwa banyak faktor yang mempengaruhi adanya simbol itu sendiri yaitu • Faktor budaya • Faktor psikologis Sehingga meskipun pesan yang disampaikan sama tetapi bisa saja berbeda arti bilamana individu yang menerima atau receiver nya mempunyai kerangka berpikir berbeda begitu juga latar belakang budayanya. Simbol dapat dinyatakan dalam bentuk lisan ataupun tertulis verbal, untuk bentuk tertulis banyak sekali contohnya seperti puisi, syair, cerpen, novel, karya sastra lain, ataupun media cetak koran, majalah dan sebagainya yang tertuang dari rangkaian-rangkaian kata hitam di atas putih dan sejenisnya, itu semua sudah disebut komunikasi meskipun tidak langsung bertemu dengan si penulis atau bahkan berhadapan langsung dengan sender namun komunikasi dengan bentuk tertulis. Berikut contoh komunikasi dengan non verbal atau dalam bentuk perilaku. Dalam contoh gambar tersebut dapat dilihat dari simbol-simbol bentuk perilaku dalam pencapaian informasi atau bisa disebut sebagai bentuk komunikasi. Gambar 1 menunjukkan rasa kasih sayang, cinta dan ingin saling menjaga antara kedua bayi tersebut. Sedangkan untuk gambar 2 menunjukkan luapan emosi yang sangat mendalam sehingga kata-kata saja tidak cukup puas untuk menyampaikan informasi yang ingin disampaikan. Komunikasi sebagai sistem Sistem sering diartikan sebagai suatu aktifitas yang saling bergantung dan berinteraksi satu sama lain antara unsur-unsurnya. Sehingga suatu sistem memiliki sifat menyeluruh, bergantung, berurutan, mengontrol dirinya, seimbang, berubah, adaptif, dan memiliki tujuan. Jadi intinya suatu kegiatan tidak akan berjalan dengan baik apabila salah satu komponen unsurnya tidak bekerja dengan baik pula atau salah satu saja tidak berfungsi maka kegiatan itu tidak bisa berjalan engan lancar. Dari segi bentuknya ada sistem terbuka dan tertutup yang mebedakan adalah sistem terbuka dimana prosesnya terbuka tergantung pengaruh lingkungan sekitarnya, dan sistem tertutup prosesnya tertutup dari pengaruh lingkungan luar. Contoh • Penelitian atau uji coba makanan yang tidak boleh ada pengaruh dari luar, seperti debu, musim, cuaca. Dan hasilnya sudah pasti dapat diantisipasi.sistem tertutup • Memilih agama yang dianut banyak sekali pengaruh dari luar seperti pihak keluarga, lingkungan mayoritas penduduk menganut apa?, latar belakang budaya. sistem terbuka Lalu apa kaitannya dengan proses komunikasi, seperti yang saya jelaskan tadi di atas bahwa komunikasi sebagai sistem berarti memiliki komponen-komponen atau unsur yang saling berkaitan satu sama lain yaitu, sender, message, receiver, media, signal,etc. Apabila itu semua ada yang tidak berfungsi atau mengalami gangguan maka informasi atau komunikasi yang berjalan tidak akan berhasil sesuai harapan atau bahkan bisa terjadi. Karena keterikatan komponen antara satu dengan yang lainnya akan meng hasilkan feedback loops atau umpan balik dan hasilnya merupakan kerja sama dari semua komponen yang ada synergic. Komunikasi sebagai multidimensional Apabila dilihat dari multidimensional komunikasi ada dua sisi yaitu dimensi isi dan dimensi hubungan. • Dimensi isi lebih menunjukkan pada kata, bahasa dan informasi yang dibawa pesan. Jadi seperti orang madura berbicara dengan orang jawa pasti bahasa yang mereka gunakan pun juga berbeda disinilah dimensi isi menunjukkan hal tersebut dalam komunikasi. • Dimensi hubungan menunjukkan bagaimana proses komunikasi berinteraksi satu sama lain. Masih dengan contoh diatas dimensi hubungan menunjukkan bagaimana mereka berinteraksi, media apa yang mereka gunakan, apakah ada bahasa tubuh atau simbol-simbol yang digunakan. Itu dilihat dari dimensi hubungan. Asumsi dasar hubungan multidimensional adalah bahwa sumber tidak hanya mempengaruhi pesan, tetapi juga bisa mempengaruhi komponen yang lainnya. So, the conclusion you have knew about dimention and perspective of communication. And this will be a capital for you to know more about how to do communication in globalization era right now?because you have knew the component, factor that influence a communication process? And many other, so you can do communication very well more than before. And DO YOU KNOW? If you are a success people to do communication WORLD IN YOUR HAND. Because you can reach your dream, success and make a relation with many people and do that you can do to reach your wishes, hope, and dream. Tanya jawab 1. Rizka Maylinda tolong jelaskan yang dimaksud sistem tertutup? Komunikasi sistem tertutup adalah komunikasi prosesnya tertutup dari pengaruh lingkungan luar dimana prosesnya disini sangat tertutup, steril dan hasil yang didapat dapat diantisipasi kepastiannya pula, maka dari itu ambil contoh sebuah penelitian kandungan lemak babi dalam susu. Dalam penelitian ini tidak bisa kalau sampai terkontaminasi dengan lingkunga luar karena selain hasil yang didapat tidak valid juga terlalu banyak intervensi membuat proses ini tidak dapat berjalan dengan lancar. 2. Rudy wibowo jelaskan lebih detail lagi tentang komunikasi sebagai sistem? Baik sebelumnya disini anda harus tahu sistem itu sendiri suatu kegiatan yang memiliki sifat menyeluruh, bergantung, berurutan, mengontrol dirinya, seimbang, berubah, adaptif, dan memiliki tujuan. Untuk memudahkan anda mari saya beri contoh sepeda, seperti yang kita ketahui bahwa sepeda memiliki komponen yang sangat detail untuk mebuat sepeda tersebut dapat digunakan meringakan beban dan membantu manusia dalam beraktifitas. Ada pedal, ban, sadel, setir, rem, bel, sampai hal terkecilnya baut, peleg, ruji. Bayangkan salah satunya tidak ada misal ban apakah sepeda tersebut bisa berjalan tanpa ban sebagai porosnya. Itu hal yang mustahil begitu juga komunikasi yang disebut sebagai sistem bahwa semua komponennya mulai dari sender-receiver semuanya saling bergantung dan terikat satu sama lain. Ada sender tapi tidak ada receiver bagaimana pesan dapat disampaikan. Jadi, begitulah komunikasi dikaitkan dengan sistem. 3. Ibu Rindra apa maksud dan pendapat anda tentang gambar ini?World’s is Our? Kita hidup sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri kita bergantung pada manusia, hewan, tumbuhan. Dan dalam ketergantungan tersebut kita tahu bahwa semua itu berinteraksi, tiap detik kita berinteraksi dengan diri sendiri, orang lain, dan semua yang di sekitar kita. Nah, inti dari semua itu apa? Yaitu KOMUNIKASI apabila kita telah bisa berkomunikasi apalagi mengetahui lebih dalam apa itu berkomunikasi kita hanya dengan memandang jauh ke depan bahwa OUR DREAMS WILL BE COME TRUE. Karena kita dapat melakukan kegiatan bekerja mebangun relasi dan lain sebagainya untuk bisa meraih mimpi dan cita-cita kita dengan mudahnya karena satu kalimat KOMUNIKASI. Dan kita bisa menjelajahi dunia ini. PRESENTED BY CACA/PUBLIC RELATION 2010/2012
pengertian komunikasi dari berbagai dimensi